Periode
laktasi yaitu suatu masa dimana sapi berproduksi susu yang berlangsung selama
10 bulan atau 305 hari. Pada permulaan laktasi, bobot badan
akan mengalami penurunan, karena sebagian dari zat-zat makanan yang dibutuhkan untuk
pembentukan susu diambil dari tubuh sapi.
Pada saat itu juga sapi laktasi mengalami kesulitan untuk memenuhi
zat-zat makanan yang dibutuhkan sebab nafsu makannya rendah.
Dari sejak melahirkan, produksi susu akan meningkat
dengan cepat sampai mencapai puncak produksi pada 35-50 hari setelah
melahirkan. Setelah mencapai puncak
produksi, produksi susu harian akan mengalami penurunan rata-rata 2,5%
perminggu. Lama diperah atau lama
laktasi yang paling ideal adalah 305 hari atau sekitar 10 bulan. Sapi perah yang laktasinya lebih singkat atau
lebih panjang dari 10 bulan akan berakibat terhadap produksi susu yang menurun
pada laktasi yang berikutnya.
Produksi susu sapi perah perlaktasi akan meningkat
terus sampai dengan periode laktasi yang
ke-4 atau pada umur 6 tahun, apabila sapi perah itu pada umur 2 tahun sudah
melahirkan (laktasi pertama) dan setelah itu terjadi penurunan produksi
susu. Selama laktasi, kesehatan dan
kebersihan sapi perah harus selalu dijaga dengan baik. Pencegahan terhadap berbagai penyakit
terutama mastitis harus benar-benar mendapat perhatian khusus.
Laktasi normal sapi yang tiap
tahunnya dikawinkan dan mengandung adalah selama sekitar 44 minggu atau 305
hari. Perkawinan yang lebih lambat dalam
periode laktasi akan memungkinkan periode laktasi lebih panjang. Selain itu dikatakan bahwa umur sapi adalah
suatu faktor yang mempengaruhi produksi air susu. Pada umumnya, produksi pada laktasi pertama
adalah terendah dan akan meningkat pada periode-periode laktasi
berikutnya. Namun faktor-faktor lain
seperti makanan, kesehatan, frekuensi pemerahan, dapat lebih berpengaruh
terhadap produksi air susu dibandingkan faktor umur sapi.
Lama laktasi induk sapi perah umumnya bergantung pada
keefisienan reproduksi ternak sapi tersebut.
Ternak sapi perah yang terlambat menjadi bunting menyebabkan calving
interval diperpanjang sehingga lama laktasi menjadi panjang karena induk sapi
perah akan terus diperah selama belum terjadi kebuntingan.
Produksi
susu induk sapi perah periode laktasi sangatlah bervariasi. Hal ini disebabkan
oleh perubahan keadaan lingkungan yang umumnya bersifat temporer seperti
perubahan manajemen terutama pakan, iklim dan kesehatan sapi perah. Kondisi
iklim di lokasi induk sapi perah dipelihara sangat berpengaruh terhadap kesehatan
dan produksi susu. Suhu lingkungan yang ideal bagi ternak sapi perah adalah
15,5ºC karena pada kondisi suhu tersebut pencapaian produksi susu dapat
optimal. Suhu kritis untuk ternak sapi perah Fries Holland adalah 27ºC . Ternak sapi perah Fries Holland yang berasal
dari Eropa akan berproduksi optimal apabila kondisi suhu lingkungan berkisar
10º-21ºC, tetapi di Fiji dengan rataan suhu lingkungan 24,4ºC dan tingkat
kelembaban relatif yang tinggi ternyata ternak sapi perah mengalami penurunan
produksi.
Berat dan kapasitas ambing mencapai puncak pada waktu
sapi berumur 6 tahun. Kenaikan kemampuan
menampung cairan berbeda pada tiap-tiap laktasi pertama dan kedua.
sapi berumur 5 - 6 tahun (periode
laktasi ketiga dan keempat) yang pada umumnya sudah mencapai kedewasaan
berproduksi dan mampu memberikan hasil produksi air susu yang tinggi. Dimana pada setiap periode laktasi, produksi
air susu yang dihasilkan mencapai hasil produksi susu yang maksimal pada bulan
ke 3 setelah melahirkan. produksi susu
pada sapi perah terbanyak dihasilkan pada periode laktasi ketiga dan keempat
dengan kisaran umur 5 – 6 tahun, dan sesudah itu produksi susunya akan terus
menurun dengan semakin tuanya umur sapi.