Saturday, September 14, 2013

PENYAKIT TETELO (NEWCASTLE DISEASE )

Standard
hah??? penyakit Tetelo?? apaan tuhh?? kok namanya Tetelo, kenapa bukan tetegue atau tetetante atau tetemantan sekalian? kenapa Rhoma?? jadi begini anak Kuda, penyakit tetelo ini bukan penyakit yang selalu mau ngemut tete'. tapi ini adalah salah satu penyakit pada unggas. langsung aja deh, cekidot;
·         Latar Belakang
Penyakit tetelo merupkan salah satu penyakit pada unggas yang ditemukan pertamakali oleh Kraneveld di Indonesia pada tahun 1926, karena menyerupai pes ayam maka disebutnya Pseudovogelpest. Doyle pada tahun 1927 memberi nama Newcastle Disease hal ini berasal dari nama suatu daerah di Inggris “ Newcastle on Tyne “ yang terjangkit penyakit serupa.
Tujuh puluh lima persen dari 100 juta populasi ayam di Indonesia masih dipelihara secara ekstensif. Hal ini sangat menyulitkan pelaksanaan pengendalian dan pemberantasan penyakit sehingga mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit diderita oleh peternak di Indonesia. Sedangkan 25% ternak ayam lainnya yang sengaja diternakkan baik oleh perusahaan atau sebagai usaha sambilan di pekarangan rumah (back-yard farming) umumnya terhindar dari penyakit karena peternaknya mempunyai cukup pengetahuan mengenai cara pemeliharaan ternak dan pengendalian penyakit ternak.
Adapun Kerugian yang ditimbulkan penyakit tetelo adalah berupa kematian yang tinggi, penurunan produksi telur serta daya tetasnya dan menghambat pertumbuhan.



·         Rumusan Masalah
v  Bagaimana sejarah dan pengertian penyakit Tetelo?
v  Apa Penyebab Penyebaran Penyakit Tetelo (Newcastle Disease )
v  Bagaimana penanggulangan Penyakit Tetelo (Newcastle Disease )




BAB 2
TIPUS (balao)


·         Sejarah dan Pengertian  Penyakit tetelo (Newcastle Disease )
Penyakit tetelo ditemukan pertamakali oleh Kraneveld di Indonesia pada tahun 1926, karena menyerupai pes ayam maka disebutnya Pseudovogelpest. Doyle pada tahun 1927 memberi nama Newcastle Disease hal ini berasal dari nama suatu daerah di Inggris “ Newcastle on Tyne “ yang terjangkit penyakit serupa (Balai Penyuluhan Pertanian, 2010).
Penyakit tetelo atau juga sering disebut penyakit samper ayam atau juga pes cekak merupakan penyakit pada ayam yang terjadi karena suatu infeksi viral yang mengakibatkan gangguan pada saraf pernafasan. penyakit ini biasanya terjadi disebabkan oleh virus paramyxo. Penyakit tetelo ini sering ditakuti oleh para peternak ayam karena penyakit ini bisa menular dalam jangka waktu yang singkat, biasanya dalam kurun waktu 3 sampai 4 hari penyakit ini akan menular ke seluruh ternak, penularan ini bisa terjadi melalui udara, peralatan, baju, sepatu, dan burung liar yang ada disekitar (anonim, 2011).
           
Penyakit tetelo menyerang unggas dan burung. Ayam ras, ayam kampung baik piaraan maupun yang liar sangat rentan, yang muda lebih rentan daripada yang dewasa dan mengakibatkan mortalitas (kematian) tinggi, sedangkan jenis kelamin tidak mempengaruhi kerentanan ini(Balai Penyuluhan Pertanian, 2010).
Kalkun menderita tetelo tidak sehebat pada ayam, biasanya hanya menimbulkan gejala gangguan pernafasan ringan. Itik, angsa dan entok jarang menunjukkan gejala klinis sakit, tetapi itik dewasa umumnya telah mengandung zat kebal dalam darahnya. Burung sebangsa betet kerentanannya sama seperti ayam(Balai Penyuluhan Pertanian, 2010).
            ND merupakan masalah besar dan momok bagi dunia peternakan, karena penyakit ini dapat menimbulkan angka kematian yang sangat tinggi (mencapai 100%) dan waktu penyebarannya yang sangat cepat, baik pada ayam ras, ayam buras maupun jenis unggas lainnya. Menurut para ahli, penyakit ini dapat menular pada manusia dengan gejala klinis conjunctivitis (radang konjunctiva mata) walaupun kasusnya sangat jarang dijumpai. Sedangkan pada unggas dan burung liar lainnya dengan gejala klinis berupa gejala syaraf, gejala pernafasan dan gejala pencernaan (Papaji, 2011).
·         Penyebab dan Penyebaran Penyakit Tetelo (Newcastle Disease )
Penyakit ND disebabkanoleh virus dari famili Paramyxoviridae dengan genus Pneumovirus atau Paramyxovirus, dimana virus ini dapat menghemaglutinasi darah. Penyakit ini pertama kali ditemukan oleh Doyle pada tahun 1926 didaerah Newcastle Inggris dan pada tahun yang sama Kraneveld menemukan virus penyakit ini di Bogor. Kejadian penyakit ini ditemukan di seluruh dunia, dimana menyerang seluruh jenis unggas termasuk burung liar. Virus penyakit ini dapat ditemukan pada organ-organ seperti alat pernafasan, syaraf dan pencernaan (Papaji, 2011).
Penularan penyakit tetelo dari satu hewan ke hewan lainnya melalui kontak, dengan hewan sakit, skeresi, ekskresi dari hewan sakit serta juga bangkai penderita tetelo. Jalan penularan melalui alat pencernaan dan pernafasan, virus yang tercampur lendir atau virus yang ada dalam feses dan urine tahan dua bulan bahkan dalam keadaan kering tahan lebih lama lagi. Demikian pula virus yang mencemari litter (jejabah) dan lain-lain perlengkapan kandang. Hal ini merupakan sumber penularan yang penting (Balai Penyuluhan Pertanian, 2010).
Wabah tetelo umumnya terjadi karena perubahan dari induk semangnya sendiri, seperti kenaikan jumlah populasi yang tidak kebal, peruban iklim yang menyebabkan stress seperti perubahan musim kemarau kemusim hujan atau sebaliknya dan makanan kurang baik atau keadaan lingkungan yang memungkinkan penularan itu terjadi spserti sanitasi dan tatalaksana yang kurang baik(Balai Penyuluhan Pertanian, 2010).
Penularan dari satu tempat ketempat lain terjadi melalui alat transportasi, pekerja kandang, burung dan hewan lain, debu kandang, angin, serangga, makanan dan karung makanan yang tercemar. Dapat pula melalui transportasi dari karkas ayam yang tertular tetelo dan ayam dalam masa inkubasi. Wabah tetelo ditandai dengan mortalitas dan morbiditas tinggi. Kematian oleh strainvelogenik type Asia paling tinggi 80-100%, strain velogenik type Amerika 60-80%, strain mesogenikbiasanya tidak melebihi 10% dan tiu terbatas pada ayam-ayam yang muda. Strain lentogenikakhir-akhir ini dilaporkan banyak ditemui dialam bebas, menyebabkan infeksi yangasymptomatis (Balai Penyuluhan Pertanian, 2010).
Penyebaran penyakit ini biasanya melalui kontak langsung dengan ayam yang sakit dan kotorannya, melalui ransum, air minum, kandang, tempat ransum/minum, peralatan lainnya yang tercemar oleh kuman penyakit, melalui pengunjung, serangga, burung liar dan angin/udara (dapat mencapai radius 5 km). Virus ND ditemukan dalam jumlah tinggi selama masa inkubasi sampai masa kesembuhan. Virus ini terdapat pada udara yang keluar dari pernafasan ayam, kotoran, telur-telur yang diproduksi selama gejala klinis dan dalam karkas selama infeksi akut sampai kematian (Papaji, 2011).
·         Penanggulangan Penyakit Tetelo (Newcastle Disease )
Berhubung penyakit ND disebabkan oleh virus maka sampai saat ini belum ada satu jenis obat yang efektif dapat menyembuhkan penyakit ini. Penanggulangan penyakit ND hanya dapat dilakukan dengan dengan tindakan pencegahan (preventif) melalui program vaksinasi yang baik. Ada dua jenis vaksin yang dapat diberikan yaitu vaksin aktif dan vaksin inaktif. Vaksin aktif berupa vaksin hidup yang telah dilemahkan, diantaranya yang banyak digunakan adalah strain Lentogenic terutama vaksin Hitchner B-1 dan Lasota. Vaksin aktif ini dapat menimbulkan kekebalan dalam kurun waktu yang lama sehingga penggunaan vaksin aktif lebih dianjurkan dibanding vaksin inaktif. Program vaksinasi harus dilakukan dengan seksama dan diperhatikan masa kekebalan yang ditimbulkan. Vaksinasi pertama sebaiknya diberikan pada hari ke-empat umur ayam. Vaksinasi lanjutan pada umur empat minggu, dan selanjutnya tiap empat bulan sesuai kebutuhan (Papaji, 2011).
Pemberian vaksin dapat dilakukan dengan (Papaji, 2011):
- cara semprot, 
- tetes (mata, hidung, mulut), 
- campur air minum 
- suntikan. (Dosis dan cara pemakaian masing2 silakan dilihat pada leaflet yg ada   dalam vaksin).
Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam melaksanakan vaksinasi diantaranya (Papaji, 2011):
· Vaksinasi hanya dilakukan pada ternak yang benar-benar sehat
· Vaksin segera diberikan setelah dilarutkan
· Hindari vaksin dari sinar matahari langsung
· Hindari hal-hal yang dapat menimbulkan stress berat pada ternak
· Cuci tangan dengan detergen sebelum dan sesudah melakukan vaksinasi
Pencegahan dititikberatkan pada sanitasi dan tatalaksana. Untuk tercapainya usaha-usaha tersebut diatas perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut (Balai Penyuluhan Pertanian, 2010).
1.      Sebelum kandang dipakai harus dibersihkan dan ditabur dengan kapur yang dibubuhi NaOH 2% dengan formalin 1-2% : KmnO1:5000 atau fumigasi. Bila memakai litter harus diusahakan agar tetap kering. Kandang-kandang harus tetap dijaga kebersihannya dan ventilasinya diatur sedemikian rupa secara terus-menerus serta diusahakan bebas dari hewan-hewan yang dapat memindahkan virus tetelo. Selain itu kandang hendaknya harus pula kena sinar matahari.
2.      Untuk peternakan ayam pedaging, tempat pembersihan karkas harus terpisah dari kandang. Sisa pemotongan harus dibakar atau ditanam sedalam 2 m atau disalurkan kedalam sumur penampung kotoran.
3.      Anak-anak ayam harus berasal dari peternakan yang bebas penyakit tetegue.
4.      Penggunaan karung makanan bekas harus dihindari.
5.      Dipintu masuk disediakan tempat-tempat untuk penghapushamaan untuk orang maupun alat angkutan.
6.      Selain itu harus pula diperhatikan mutu dan jumlah makanan.
Ketentuan-ketentuan tersebut diatas tidak dapat diterapkan secara menyeluruh di tanah air kita, terlebih pada pemeliharaan ayam secara tradisional. Oleh karena itu pengebalan dengan vaksinasi adalah cara yang terbaik untuk mencegah penyakit tetelo.
7.      Pengebalan hewan yang peka :
Anak ayam berumur 1-7 hari divaksinasi dengan salah satu vaksin strain lentogenikmelalui air minum, penetesan selaput lendir (hidung, mata dan mulut) atau dengan penyemprotan. Vaksinasi dengan cara parenteral kurang efektif karena adanya ”immunitas induk” (maternal immunity). Ayam muda dan ayam dewasa dari bangsa petelur atau ayam kampung diberi vaksinasi ulangan pada umur 1 bulan, 2-3 bulan dan 4-5 bulan serta selanjutnya setiap 6 bulan dengan vaksin lentogenik atau mesogenik.Sedangkan untuk ayam pedaging cukup diulangi pada umur 1  bulan dengan vaksin lentogenik. Untuk risalah dan macam-macam vaksin tetelo dapat dilihat pada lampiran 1.



BAB 3
PENUTUP

·         Kesimpulan
Penyakit tetelo atau juga sering disebut penyakit samper ayam atau juga pes cekak merupakan penyakit pada ayam yang terjadi karena suatu infeksi viral yang mengakibatkan gangguan pada saraf pernafasan. penyakit ini biasanya terjadi disebabkan oleh virus paramyxo. Penyakit ND disebabkanoleh virus dari famili Paramyxoviridae dengan genus Pneumovirus atau Paramyxovirus, dimana virus ini dapat menghemaglutinasi darah.



DAPUS(tempat memasak)

Anonim. 2011. Newcastle Disease. http://ciriayam.blogspot.com (diakses pada 09 september 2013)

Balai Penyuluhan Pertanian Kembang Kuning. 2011. Penyakit Tetelo. Bogor
Papaji. 2011. Penyakit Tetelo Newcastle Disease. http://papaji.forumotion.com/t4882-penyakit-tetelo-newcastle-desease (diakses pada 09 september 2013)




ORGAN REPRODUKSI TERNAK JANTAN

Standard

ORGAN REPRODUKSI JANTAN
Organ reproduksi ternak jatan terbagi atas;
Primer
Organ reproduksi primer (bukian krimer yaa) jantan adalah testis (peler dalam bahasa Jawa)(batula se daam bahasa bugis,, haha), testis ini mempunyai dua fungsi ialah yaitu adalah sebagai fungsi endokrin (penghasil hormon reproduksi) dan sebagai fungsi eksokrin (reproduksi). Fungsi endokrin yang berkaitan dengan hormon tidak berpacu dengan waktu, artinya hormon-hormon reproduksi tidak dipengaruhi oleh waktu, sebagai contoh birahinya ternak betina tidak terjadi pada saat-saat tertentu melainkan karena sistem hormonal yang otodidak, begitu pula yang terjadi pada saat ternak jantan dalam kondisi ngaceng. Oleh karena itu, hormon tidak diproduksi oleh pabrik kimia mapun pabrik baja, tapi hormon ini diproduksi di dalam peler. Sedangkan fungsi eksokrin melibatkan berbagai organ reproduksi dalam pelaksanaannya.
Suhu testis sekitar 3-5 derajat di bawah suhu tubuh, artinya apabila suhu testis ini melebihi kondisi suhu tubuh berarti testis ini telah mengalami kondisi setengah matang(kalo sudah matang langsungmi saja makan) , hal ini menunjukkan bahwa ternak dalam kondisi sudah dipotong lalu sedang direbus di dalam wajan untuk dikonsumsi oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab.
Sekunder
Salah satu contoh organ reproduksi sekunder pada ternak dan manusia ialah penis (rudal kebajikan), penis pada ternak terbagi menjadi 3 tipe, yaitu:
-          Fibroelastis, ialah tipe penis yang  antara ngaceng dan tidaknya ternak tidak kelihatan, contoh ternak dalam kasus ini ialah sapi dan kambing.
-          Vaskular, ialah tipe penis yang kalau lagi ngaceng akan kelihatan jelas perbedaan ukuran, warna, bentuk bahkan tingkat kekerasan dan tingkat kepadatannya, hal ini bisa diibaratkan cagrak motor yang dari besi. Contoh penis tipe seperti ini ialah bangsa primata, manusia dan bangsa jin.
-          Semi fibro-vaskuler, ialah tipe penis vaskular yang tidak bisa ngaceng. Hal ini bisa dipengaruhi oleh penyakit yang biasa disebut impotensi.
Pada sebagian besar spesies mamalia(taukan apa itu mamalia,, it ajang pencarian bakat d indosiar yg menyanyi sama mace), organ reproduksi eksternal jantan adalah skrotum dan penis. Organ reproduksi internal terdiri atas gonad yang menghasilkan gamet (sel-sel sperma) dan hormon, kelenjar aksesoris yang mensekresikan produk yang esensial bagi pergerakan sperma, dan sekumpulan duktus yang membawa sperma dan sekresi grandular. Ringkasnya secara anatomi, bagian-bagian alat kelamin jantan terdiri dari; testis, epididymis, ductus deferen, urethra, penis, dan kelenjar-kelenjar asesoris.

Testis (BTLSE)
Terstis atau bahasa geholnya disenut peler yang biasa juga disebut Batula SE Gonad indiferen sewaktu embrio dini pada betina berdiferensiasi menjadi ovarium, sedangkan pada jantan menjadi testis. Pada semua spesies testis berkembang di dekat ginjal, yaitu pada daerah krista genitalis primitif. Pada mamalia, testis mengalami penurunan, tetap tinggal pada posisi disekitar daerah testis itu berasal. Fungsi testis ada dua macam: yang menghasilkan hormon seks jantandisebut androgen, dan yang menghasilkan gamet jantan disebut sperma. 
Epididymis
Epididymis terdiri dari tiga bagian yaitu caput epididymis atau kepala epididymis, corpus epididymis atau badan epididymis, dan cauda epididymis atau ekor epididymis. Ketiga bagian ini mempunyai fungsi yang berbedada, caput berfungsi sebagai tempat memasakan spermatozoa, corpus berfungsi sebagai transpor atau pengangkutan spermatozoa, cauda berfungsi sebagai tempat penimbunana spermatozoa. 
Ductus Deferen
Ductus deferen merupakan saluran sperma lanjutan dari cauda epididymis sampai ke urethra. Dindingnya tebal mengandung serabut-serabut urat daging yang licin. 
Ampula Ductus Deferen
Ampula ductus deferen adalah ductus deferen an kedua testes setelamelalui canalisinguinalis sampai atas kandung kemih yang lambat laun menjadi membesar. Pembesaran ini disebabkan oleh adanya kelenjar-kelenjar yang ada di dinding ductus deferen, sedang lumennya sedikit meluas.
Urethra
Urethra adalah saluran dari tempat bermuaranya Ampula ductus deferen sampai ujung penis. Urethra merupakan saluran urogenitalis yang berfungsi sebagai tempat lewatnya urine dan semen.

Kelenjar Vesikularis
Kelenjar vesicularis berjumlah sepasang yang terletak di kanan-kiri ampula duktus deferens. Pada ruminansia kelenjar ini besar dan susunannya berlobus-lobus. Saluran keluar dari kelenjar ini bermuara ke dalam urethra, secara umum muaranya menjadi satu dengan ampula sehingga ada 2 muara di kiri dan kanan. Muara ini disebut ostium ejaculatorium. Kadang-kadang muaranya terpisah, yaitu muara kelenjar vesicularis berada di bagian cranial dari kelenjar ampula. Sekresi kelenjar ini banyak mengandung protein, potasium, fruktosa, asam sitrat, asam askorbut, vitamin dan enzim, warnanya kekuning-kuningan karena banyak menagndung flavin dengan pH 5,7-6,2. Sekresi kelenjar vesicularis pada sapi merupakan 50% dari total volume ejakulasi.

Kelenjar Prostata
Pada sapi kelenjar prostata berjumlah sepasang, berbentuk bulat dan tidak berlobus. Kelenjar prostata terdiri dari 2 bagian, badan prosatata dan prostata yang cryptik. Bagian badan prosatata terdapat di belakang ampula dekat diatas urethra pars pelvina, sehingga disebut corpus prostata. Kelenjar prostata berfungsi sebagai penghasil cairan yang encer dan mengandung ion organik (Na, Cl, Ca, Mg) dengan pH lebih besar dari 7,0.
Kelenjar bulbourethralis
Kelenjar bulbourethralis berjumlah sepasang, terdapat di sebelah kanan dan kiri urethra bulbourethralis, dibawah musculus bulbo spongiosus. Pada sapi kelenjar ini sebesar buah kemiri, padat dan mempunyai kapsul. Kelenjar bulbourethralis berfungsi sebagai penghasil getah kental yang berfungsi sebagai pembersih saluran reproduksi dari sisa-sisa urine.
Penis
Penis merupakan organ kopulatoris pada hewan jantan, mempunyai tugas ganda yaitu pengeluaran urine dan peletakan semen ke dalam saluran reproduksi hewan betina. Penis berbentuk silinder panjang dan bersifat fibroelastik atau kenyal. Penis terdiri dari akar atau pangkal, badan penis dan ujung penis atau gland penis. Dalam keadaan relaks ada bagian yang membengkok membentuk huruf S, bagian ini disebut flexera sigmodea. Untuk memanjang dan memendek penis dilengkapi dengan musculus retraktor penis yaitu otot yang dapat merelaks dan mengkerut (kontraksi), dan corpus cavernosum penis yaitu otot yang dapat menegakan penis. Penis mempunyai dua fungsi yaitu untuk menyemprotkan sperma ke dalam alat reproduksi betina dan untuk lewatnya urine.



DAFTAR PUSTAKA

http://fakhrulaceh.blogspot.com/2012/11/anatomi-alat-reproduksi-ternak-betina.html
http://ketekdekil.blogspot.com/2011/02/alat-reproduksi-ternak-jantan.html




Tuesday, September 10, 2013

ORGAN REPRODUKSI TERNAK BETINA

Standard
Dari semua materi pelajaran yang saya dapat dibangku kuliah, menurut saya yag tampan ini, materi inilah yang paling membuat saya bergairah untuk mempelajarinya. Senang aja gitu belajar reproduksi cewek eh betina maksudnya. Jadi begini *benerin peci, organ kelamin cewek ehh, betina maksudnya itu terdiri dari beberapa bagian. Mari kita bedah atu-satu;

A.    Organ Kelamin Primer  

(taukan apa itu organ??? ituhhh personelnya smash kann..!!!)
 
Ovarium

            Gonad atau ovarium, merupakan bagian alat kelamin yang utama, ovarium menghasilkan telur, oleh karena itu dalam bahasa Indonesia seringkali disebut induk telur, indung telur atau ada pula yang menyebutnya pengarang telur. Perkembangan ovarium pada masa reproduksi diatur oleh hormon-hormon yang berasal dari kelenjar hifofisa yang terdapat di dasar otak dalam kepala. Bentuk ovarium berbeda menurut spesiaes hewan.
Cavum abdomalis memiliki dwifungsi, sebagi organ eksokrin(bukan eskrim yaa) yang menghasilkan sel telur atau ovum dan sebagai organ endokrin yang mengekresikan hormone kelamin betina, estrogen dan progesteron. Dimana hormon  ini berperan penting dalam menyiapkan alat-alat reproduksi untuk kebuntingan dan memelihara kandungannya sampai.
Pasangan ovarium normal, pada sapi yang tidak bunting terletak di sebelah atas rongga perut, 30-45 cm di sebelah dalam dari lubang vulva : (a) ovaria biasanya terletak dekat dengan cornua uteri, yaitu tempat dimana dipertautkan dengan ligament ovaria ; (b) ligament ini merupakan bagian dari alat penggantung lebar yang menggantungkan saluran-saluran reproduksi pada dinding perut bagian atas.
Ovarium bentuknya biasanya bulat telur atau bulat tetapi kadang-kadang pipih berhubung dengan pembentukan folikel dan corpoa lutea. Ukuran normal ovari sangat bervariasi dari satu spesies ke spesies lain bahkan antara spesies juga terdapat varisasi. Besar dan bentuk ovaria sering berubah. Ovarium umumnya berukuran panjang 32-42 mm, tinggi 19-32 mm dan lebar 13-19 mm dengan berat 10-19 gr. Pada anak sapi ovarium kiri lebih besar dibanding dengan ovarium kanan, sedangkan pada sapi dewasa ovarium kanan lebih besar. Sebagian besar dari permukaan ovarium diliputi oleh lapisan epitel lembaga, ova dapat dilepaskan dari setiap tempat pada permukaan ovarium. Medulla ovarium mengandung pembuluh darah , syaraf dan tenunan pengikat. Ovarium sapi lebih kecil daripada kuda. Dan ovarium kanan biasanya lebih besar daripada yang kiri. Berbentuk oval, tidak mempunyai fossa ovarii. Terletak 40-45 cm dari pintu vulva sebelah luar. Apabila ada corpus luteum, maka lataknya superfisial, sehingga menonjol dan dapat dilihat dari permukaan luar. Corpus luteum berwarana kuning coklat.


Folikel pada ovarium bergaris tengah 12 mm pernah ditemukan pada anak sapi berumur 4-5 bulan jauh sebelum pedet. Folikel yang masak bergaris tengah 8-19 mm. Sedangkan corpus luteum yang telah matang bergaris tengah 25-32 mm. Pada sapi yang tidak bunting dan normal, corpus luteum hanya aktif untuk beberapa hari, lalu mengecil. Corpus luteum pada sapi yang sedang bunting tetap tinggal dan aktif di dalam ovarium selama kebuntingan.
B.  Organ Kelamin Sekunder

1.      Oviduct (Tuba Fallopi)
Oviduct atau tuba fallopi(danau tuba kepeng) yang juga disebut tuba uterine adalah saluran  yang berpasangan dan berkonvolusi yang menghantarkan ova dari ovarium menuju tanduk uterus, dan juga merupakan tempat terjadinya fertilisasi oleh spermatozoa. Tuba uterina bersifat bilateral, strukturnya berliku-liku yang menjulur dari daerah ovarium ke kornua uterina dan menyalurkan ovum, spermatozoa, dan zigot. Tiga segmen oviduk dapat dibedakan menjadi infundibulum, ampula, isthmus. Epitel tuba uterina berbentuk silinder sebaris atau silinder banyak lapis dengan silia aktif. Baik sel tipe bersilia maupun tidak bersilia dilengkapi dengan mikrovili. Mukosa langsung berhubungan dengan submukosa karena lamina muskularis mukosa tidak ada. Pada tuba uterina, propia submukosa terdiri dari jaringan ikat longgar dengan banyak sel plasma, sel mast dan leukosit eosinofil. Tunika mukosa submukosa pada ampula membuat lipatan tinggi terutama pada babi dan kuda betina. Tunika muskularis terutama terdiri dari berkas otot polos melingkar, memanjang dan miring. Lapis otot tersebut memberikan jalur radial memasuki mukosa. Pada infundubulum dan ampula, tunika muskularis yang tipis dan tersusun oleh lapis dalam melingkar. Tunika serosa ada dan terdiri dari jaringan mengandung pembuluh darah dan saraf.
Tuba fallopi sapi betina  merupakan satu pasang saluran yang berkelok-kelok dan berjalan dari ovarium ke bagian sempit cornua uteri. Panjangnya rata-rata 12,4 cm pada anak sapi, 20,4 pada sapi dara, 24,5 pada sapi tua. Kisaran panjang dari tuba fallopi yaitu 20-35 cm. Tuba fallopi memiliki garis tengah terkecil kira-kira mulai dari bagian pertengahan pembuluh sampai titik terdekat persambungan dengan cornua uteri.

2. Uterus
Uterus(ters,,terusss jangan belok-beok,,tabrak saja) memiliki kesamaan antara beberapa ternak lainnya, yaitu berbetuk bicornua (dua tanduk). Pada hewan yang tak bunting uterus berada 25-40 cm ke deapan dari lubang vulva, tepat di depan cervix. Corpus Uteri bergaris tengah transversal 9-12 cm berukuran panjang 2-5 cm dan bagian depan terbagi atas 2 tanduk. Karena tanduk uterus terletak sangat berdekatan sepanjang 10-15 cm dan tumbuh bersama, maka seakan-akan corpus uteri tampak lebih panjang dari pada kenyataannya. Kadang-kadang tanduk uterus memanjang masuk ke dalam cerviks, sehingga tidak terdapat corpus uteri.  Pada tempat dimana kedua tanduk memisahkan diri garis tengahnya 3-4 cm, Dari tempat pemisahan panjang tanduk uterus biasanya 20-35 cm, membuat panjang seluruh uterus menjadi 30-55 cm. Panjang uterus beragam sesuai dengan umur hewan dan faktor lain.
Ada 4 macam tipe uterus, yaitu a) Dupleks; uterus kanan dan kiri terpisan dan bermuara secara terpisah ke vagina; b) Bipartil; uterus kanan dan kiri bersatu yang bermuara ke vagina dengan satu lubang; c) Bikornua; bagian uterus kana dan kiri labih banyak yang bersatu bermuara ke vagina dengan satu lubang; d) Simpleks; semua uterus bersatu sehingga hanya memiliki badan uterus (Iqbal, 2007).

3.  Serviks
            Serviks merupakan bagian dari alat reproduksi yang berdinding tebal dengan panjang 5-10 cm dari tempat sambungan dengan uterus ke arah belakang yang berkesinambungan dengan vagina yang berdinding tipis. Fungsi utama menutup lumen uterus sehingga tidak memberi kemunghkinan untuk masuknya jazad mikroskopik maupun makroskopik ke dalam uterus dalam proses birahi, dengan mengsekresikan mukosa yang melewati vulva, membantu saat proses kebuntingan dengan mampu menutup dengan ketat dengan satu sumbat dari lender. Pada waktu melahirkan, Serviks akan berfungsi melebar yang memungkinkan fetus beserta selaputnya mudah melewatinya.
Serviks atau leher uterus mengarah ke kaudal menuju ke vagina. Serviks merupakan sphincer otot polos yang kuat, dan tertutup rapat, kecuali pada saat terjadi birahi atau pada saat kelahiran. Pada saat birahi Serviks agak relaks sehinggga memungkinkan spermatozoa untuk memasuki uterus. Pada saat tersebut bukan tidak mungkin Serviks akan mengeluarkan mukus yang kemudian mengalir ke vulva. Peningkatan jumlah mucus juga diproduksi oleh sel-sel goblet pada serviks selama kebuntingan, guna mencegah masuknya zat-zat yang membawa infeksi dari vagina ke dalam uterus.

4. Vagina
            Vagina merupakan perpanjangan dari cervix sampai ketempat sambungan uretra dengan saluran alat kelamin adalah bagian yang berdinding tipis. Vagina merupakan bagian dari organ repoduksi merupakan organ kopulasi pertemuan antara organ reproduksi jantan dan betina. Sel epitel berada dinding vagina yang berada dekat Serviks terdiri dari lapisan jajaran sel sel penghasil  lendir dan sel epitel tipis.
Vagina adalah bagian saluran peranakan yang terletak di dalam pelvis di antara uterus (arah kranial) dan vulva (kaudal). Vagina juga berperan sebagai selaput  yang menerima penis hewan jantan pada saat kopulasi. Membran mukosa dari vagina adalah epitel squamosa berstrata yang tak berkelenjar. Pada bagian vagina sapi tersebut permukaannya tidak mengalami kornifikasi, kemungkinan karena rendahnya tingkat sirkulasi estrogen. Vagina terletak horisontal di ruang pelvis, dimulai dari cervix uteri sampai vulva. Berbentuk tubulus sepanjang 15-20cm, dengan diameter 10-12 cm apabila diregang. Di bagian cranial dari vagina terdapat fornix vaginae yang merupakan kantong yang dibentuk oleh portio vaginalis uteri. Di bagian caudal vagina berhubungan dengan vulva. Vagina sapi lebih panjang daripada kuda, juga dindingnya lebih tebal. Panjangnya 20-35 cm. Di dinding ventral, diantara tunika muscularis dan selaput lendir terdapat 2 buah saluran Gartner yang bermuara di posterior orificium urethrae externum. Saluran Gartner adalah sisa embrional dari duktus Wolfii .
Dinding vagina memiliki tiga lapis : tunika mukosa-submukosa, tunika muskularis dan tunika adventisia atau serosa. Mukosa vagina memiliki epitel pipih banyak lapis yang meningkat tebalnya selama praestrus dan estrus. Pada daerah kranial vagina sapi betina, lapis permukaan dengan sel-sel silinder dan sel mangkok terdapat pada epitel pipih banyak lapis. Kelenjar intraepitel terdapat pada anjing betina selama birahi. Pada kuda betina , sel epitel berbentuk polihedral dengan sedikit lapis sel pipih pada permukaan. Lapis propria submukosa terdiri dari jaringan ikat longgar. Tunika muskularis terdiri dari dua atau tiga lapis. Lapis dalam melingkar tebal terdiri dari otot polos dan dipisah menjadi dua berkas oleh jaringan ikat. Lapis luar tersusun memanjnag terdiri dari otot polos. Tunika adventisia terdiri dari jaringna ikat longgar dan mengandung pembuluh darah, saraf dan ganglia. Hanya bagian kranial vagina yang masih dibalut oleh serosa. Sebagian sel-sel otot polos dari lapis luar vagina menyusup ke daerah subserosa sehingga disebut muskularis serosa (Brown, 1992 ).

C.   Organ Kelamin Luar
 
a.  Vulva
Vulva merupakan alat kelamin betina bagian luar termasuk clitoris dan vestibulum. Bagian ini memiliki syaraf perasa, yang memegang peranan penting pada waktu kopulasi. Kira-kira 7-10 cm masuk ke dalam dari lubang luar dan pada lantai dinding ventral vestibulum terdapat celah sepanjang 2 cm. Celah ini merupakan pintu masuk kedalam kantung buntu seburetrha (devertikulum suburethralis) dan juga merupakan sebagai orificium urethralis. Saluran urethra masuk ke dalam vestibulum sedikit di depan saluran buntu suburethra tadai pada dinding depan dan dapat merupakan sebagian dari saluran buntu tadi. Saluran buntu sendiri panjangnya 3 – 4 cm. saluran urethra berjalan ke depan, tepat di bawah vagina, ke kantung air seni. Vulva (pupendum feminium) adalah bagian eksternal dari genitalis betina yang terentang dari vagina sampai bagian yang paling luar. Pertautan antara vagina dan vulva ditandai oleh orifis uretral eksternal dan sering juga oleh suatu pematang, pada posisi cranial terhadap orifis uretral eksternal, yaitu hymen vestigial. Seringkali hymen tersebut demikian rapat hingga mempengaruhi kopulasi. Vestibula vagina adalah bagian tubular dari saluran reproduksi antara vagina dan labia vulva. Lubang luar alat reproduksi sapi betina berada tepat dibawah anus. Panjang 12 cm dan mempunyai sudut lebar berbentuk bulat disebelah dorsal dan sudut sempit di sebelah ventral. Labia mayor yang tebal ditutup oleh rambut-rambut halus sampai tempat sambungan dengan mucosa. Pada perkawinan secara alamiah penis masuk ke dalam alat reproduksi betina melewati vulva, dan pada waktu melahirkan anak sapi melewatinya
b.  Klitoris
Komisura ventral (bagian paling bawah) dari vulva terdapat klitoris  yang merupakan organ yang asal-usul embrionalnya sama dengan penis pada hewan jantan. Klitoris terdiri atas dua krura atau akar, badan dan kepala (glans). Klitoris terdiri dari jaringan erektil yang tertutup oleh epitel squamosa berstrata dan dengan sempurna memperoleh inervasi dari ujung saraf sensoris. Tepat disebelah dalam di tempat pertemuan bawah bibir vulva terdapat tenunan erectile yang disebut clitoris. Hanya bagian ujung clitoris yang tampak, tetapi kira-kira keseluruhan panjang Klitoris kira-kira 10 cm. Klitoris mempunyai persamaan dengan penis hewan jantan. Labia minora atau bibir vulva yang kecil mengitari Klitoris, yang homolog dengan praeputium.



DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2012. http ://d iary-veteriner .blogspot. com/2012/02/perkembangan-embrio-                   sampai-  partus.html  copyright parany riyad@ webmail.umm.ac.id.
Wikipedia, 2012. / http://id.wikipedia.org/wiki/Hewan.