A. Latar Belakang
Pemanfaatan kulit ternak /hewan
untuk kepentingan manusia itu berjalan searah dengan perkembangan
peradaban manusia. Dari keseluruhan produk sampingan hasil pemotongan ternak,
maka kulit merupakan produk yang memiliki nilai ekonomis yang paling
tinggi. Berat kulit pada sapi, kambing dan kerbau memiliki kisaran
7-10% dari berat tubuh Secara ekonomis kulit memiliki harga berkisar 10-15%
dari harga ternak .
Potensi hasil ikutan berupa kulit di
Indonesia masih sangat besar, hal ini disebabkan masih sedikitnya industri
besar yang mengelola secara intensif. Kalaupun ada kapasitasnya belum
mampu memenuhi permintaan pasar. Sebagai contoh industri kulit hanya
mampu menghasilkan 350.000.000 sqft/tahun sedangkan permintaan untuk industri
alas kaki maupun untuk barang jadi sebesar 673.000.000 sqft/tahun sehingga
setiap tahunnya terjadi kekurangan 323.000.000 sqft.
Apakah mutu kulit
mentah maupun kulit awetan yang dihasilkan oleh masyarakat di dalam negeri
sudah memenuhi standar yang sesuai atau paling tidak telah mendekati standar
kualitas yang telah ditetapkan . Sebuah fenomena yang patut kita ingat
bahwa pada saat industri perkulitan mengalami kejayaan pesat, ekspor kulit
samak (leather) merupakan sumber devisa negara non migas selain kayu,
tekstil dan elektronik. Berdasarkan gambaran tersebut, tentunya banyak
hal yang harus dikaji dan terpulang kepada, bagaimana perkembangan ilmu dan
teknologi pengolahan kulit ke depan serta kualitas SDM peternakan yang
dimiliki. Hal inilah yang melatar belakangi dilakukannya praktikum
penyamakan kulit agar kita mengetahui bagaimana cara yang dilakukan untuk
mengolah kulit mentah menjadi tahan dan lebih awet.
B. Tujuan Dan Kegunaan
Tujuan
dilakukannya praktikum penyamakan kulit adalah untuk mengetahui bagaimana cara
atau tahapan-tahapan yang dilakukan untuk mengawetkan kulit mentah menjadi
kulit tersamak yang lebih tahan dan lebih awet.
Kegunaan
dilakukannya praktikum penyamakan kulit adalah dengan mengetahui bagaimana
membuat sebuah kulit mentah menjadi kulit tersamak yang tahan dan awet maka
kita dapat membuat produk-produk kebutuhan sehari hari yang bernilai ekonomi
tinggi seperti sepatu, tas dan jaket dari kulit, sehingga bisa memberi
peningkatan pendapatan.
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Kulit
Kulit
merupakan salah satu jenis hasil ternak yang sekarang ini telah dijadikan
sebagai suatu komoditi perdagangan dengan harga yang cukup tinggi. Hal ini
dapat dilihat dari data statistik nilai ekspor kulit Indonesia, dimana pada
tahun 2008 nilai ekspor kulit mencapai 7,600 kg dengan harga jual US$
100,000,000. Nilai ekspor yang tinggi ini dapat memberi keuntungan yang cukup
baik bagi industri kulit yang ada di Indonesia. Pada umumnya kulit dimanfaatkan
sebagai bahan pembuat sepatu, jaket, dompet, ikat pinggang serta masih ada
beberapa produk-produk lain yang memanfaatkan kulit sebagai bahan bakunya,
seperti kerupuk kulit dan gelatin untuk bahan pangan ( Anonim, 2013).
Komoditas
kulit digolongkan menjadi kulit mentah dan kulit samak (Purnomo, 1985) dalam
Anonim (2013). Menurut Judoamidjojo (1974) dalam Anonim (2013) , kulit mentah
adalah bahan baku kulit yang baru ditanggalkan dari tubuh hewan sampai kulit
yang mengalami proses-proses pengawetan atau siap samak. Kulit mentah dibedakan
atas kulit hewan besar (hides) seperti sapi, kerbau, steer, dan kuda, serta
kelompok kulit yang berasal dari hewan kecil (skins), seperti kambing, domba,
calf , dan kelinci termasuk di dalamnya kulit hewan besar yang belum dewasa
seperti kulit anak sapi dan kuda (Purnomo, 1985) dalam
anonim ( 2013).
Terdapat 2 jenis kulit yaitu kulit berkelas yang
bebas dari pewarna dan tidak mengandung metal lebih besar dari 62,5 ppm,
sedangkan kulit samak adalah kulit setengah jadi sebagai bahan baku untuk industri
sepatu atau garmen. Penyamakan kulit terdiri atas banyak proses yang
saling berurutan. Pada saat kulit mentah (rohet) memasuki proses awal, akan
diseleksi untuk menghasilkan (menyisihkan) kulit berkelas. Tahapan proses
dilakukan dalam drum yang berkapasitas memproses 400 – 600 lembar kulit
sekaligus. Penyamakan dilakukan untuk mengubah kulit mentah yang mudah rusak
oleh aktivitas mikroorganisma, proses kimia maupun fisik menjadi kulit tersamak
yang lebih tahan terhadap faktor-faktor perusak tersebut. Yaitu dengan
memasukkan bahan penyamak ke dalam jaringan kulit yang berupa jaringan kolagen
sehingga terbentuk ikatan kimia antara keduanya menjadikan lebih tahan terhadap
faktor perusak. Zat penyamak bisa berupa penyamak nabati, sintetis,
mineral, dan penyamak minyak.
B. Penyamakan kulit
Penyamakan kulit pada prinsipnya adalah suatu
tehnik untuk mengubah kulit mentah mentah. Kulit samak adalah kulit hewan yang
dikerjakan sedemikian rupa sehingga lebih bersifat permanen, tahan terhadap
dekomposisi bila basah dan bersifat lemas bila kering (Judoamidjojo, 1981)
dalam Ningrum (2013).
Menurut Anonim (2009) Penyamakan
kulit terdiri atas banyak proses panjang, dan garis besarnya dibagi 3 proses
utama yaitu proses awal (beam house atau proses rumah basah), proses
penyamakan, dan finishing. Proses awal terdiri atas perendaman (untuk
mengembalikan kadar air yang hilang selama proses pengeringan sebelumnya, kulit
basah lebih mudah bereaksi dengan bahan kimia penyamak, membersihkan dari sisa
kotoran, darah, garam yang masih melekat pada kulit), pengapuran (membengkakan
kulit untuk melepas sisa daging, menyabunkan lemak pada kulit, pembuangan
sisik, pembuangan daging, pembuangan kapur (deliming) (untuk menghilangkan
kapur dan menetralkan kulit dari suasana basa, menghindari pengerutan kulit,
menghindari timbulnya endapan kapur), pengikisan protein, pengasaman (pickle)
(untuk memberikan suasana asam pada kulit sehingga lebih sesuai dengan senyawa
penyamak dan kulit lebih tahan terhadap seranga bakteri pembusuk).
Sesuai dengan jenis
kulit, tahapan proses penyamakan bisa berbeda. Kulit dibagi atas 2 golongan
yaitu hide (untuk kulit berasal dari binatang besar seperti kulit sapi, kerbau,
kuda dll), dan skin (untuk kulit domba, kambing, reptil dll). Jenis zat
penyamak yang digunakan mempengaruhi hasil akhir yang diperoleh. Penyamak
nabati (tannin) memberikan warna coklat muda atau kemerahan, bersifat agak kaku
tetapi empuk, kurang tahan terhadap panas. Penyamak mineral paling umum
menggunakan krom. Penyamak krom menghasilkan kulit yang lebih lemas, lebih
tahan terhadap panas. Lewat proses penyamakan, dilakukan proses pemeraman yaitu
menumpuk atau menggantung kulit selama 1 malam dengan tujuan untuk
menyempurnakan reaksi antara molekul bahan penyamak dengan kulit (Anonim, 2009).
Proses penyelesaian
(finishing) menentukan kualitas hasil akhir (leather). Terdiri atas beberapa
tahapan proses yang bervariasi sesuai dengan jenis kulit, bahan penyamak yang
digunakan, dan kualitas akhir yang diinginkan. Proses finishing akan membentuk
sifat-sifat khas pada kulit seperti kelenturan, kepadatan, dan warna kulit.
Proses perataan (setting out) bertujuan untuk menghilangkan lipatan-lipatan
yang terbentuk selama proses sebelumnya dan mengusahakan terciptanya luasan
kulit yang maksimal. proses perataan sekaligus juga akan mengurangi kadar air
karena kandungan air dalam kulit akan terdorong keluar (striking out). Beberapa
proses lanjutan lainnya adalah pengeringan (mengurangi kadar air kulit sampai
batas standar biasanya 18 – 20 %), pelembaban (menaikkan kandungan air bebas
dalam kulit untuk persiapan perlakuan fisik di proses selanjutnya), pelemasan
(melemaskan kulit dan mengembalikan kerutan-kerutan sehingga luasan kulit
menjadi normal kembali), pementangan (untuk menambah luasnya kulit),
pengampelasan (untuk menghaluskan permukaan kulit). Kulit samakan bisa dicat
untuk memperindah tampilan kulit (Anonim, 2009).
Menurut
Romadona(2012) Standar mutu dari tiap produk dari kulit samak juga harus tetap
dijaga. Standar mutu dari produk kulit samak sebagai berikut.
No.
|
Uraian
|
Persyaratan
|
1.
|
Kimiawi :
1.1.
Kadar air
1.2.
Kadar minyak/lemak
1.3.
Kadar zat larut dalam air
1.4.
Kadar abu
1.5.
Kadar krom oksida
1.6.
Derajat penyamakan
1.7.
pH
|
Maksimum 18%
(2 - 6)%
Maksimum 6%
Maksimum 2%
diatas kadar Cr2O3
Minimum 2%
Minimum 25
3,5 – 7
|
2.
|
Fisis :
1.1.
Tebal
1.2.
Kekuatan Zwik
1.3.
a). Kekuatan tarik
b). Kemuluran pada waktu putus
2.4.
Penyerapan air
a). 2 jam
b). 24 jam
|
0,7 – 1,2 mm
Nerf tidak
retak
Minimum 100
kg/cm2
Maksimum 80%
Minimum 75%
Minimum 100%
|
3.
|
Organoleptis :
3.1. Nerf
|
Warna coklat
muda dan rata
|
Sumber
: Badan Standarisasi Nasional. 1989. Kulit Sapi atau Kerbau Samak Kombinasi
Krom Nabati, Mutu dan Cara Uji. SNI 06-0484-1989. Jakarta : LIPI
Menurut
isprmo (2012) kelebihan kelebihan kulit berdasarkan letaknya yaitu:
1.
Bagian punggung
Bagian kulit
yang letaknya ada pada punggung dan mempunyai jaringan struktur yang paling
kompak; luasnya 40 % dari seluruh luas kulit
2.
Bagian leher
Kulitnya
agak tebal, sangat kompak tetapi ada beberapa kerutan
3.
Bagian bahu
Kulitnya
lebih tipis, kualitasnya bagus, hanya terkadang ada kerutan yang dapat
mengurangi kualitas
4.
Bagian perut dan paha
Struktur
jaringan kurang kompak, kulit tipis dan mulur.
Walaupun proses pengolahan atau pengawetan kulit telah
dilakukan dengan hati-hati dan menurut ketentuan yang benar, namun ternyata
hasilnya tidak selalu seperti yang diharapkan. Kemungkinan setelah kering,
kulit menjadi tidak sama kualitasnya. Dalam perdagangan, kulit dapat
dikelompokkan/ dikelaskan berdasarkan kualitas dan beratnya (Isparno, 2012).
C. KULIT KAMBING
Kambing merupakan salah satu jenis ternak kecil di Indonesia,
yang mempunyai peranan penting bagi manusia. Kambing dapat dimanfaatkan oleh
manusia melalui konsumsi daging yang mempunyai protein tinggi dan kulitnya
dapat dijadikan sebagai bahan baku dalam industri kulit (Ningrum, 2013).
Semua umat muslim di dunia pada saat itu melaksanakan
berbagai ibadah salah satunya adalah ibadah Haji yang dilaksanakan setiap
setahun sekali dan pemotongan hewan Qurban (kambing, domba, dan sapi). Namun
setelah hewan-hewan tersebut selesai dipotong, akan dibawa kemana kulit-kulit
tersebut? Mungkin sebagian orang belum menyadari bahwa bisnis kulit kambing
dapat meraup keuntungan bersih perbulan hingga 20-30 juta/bulan. Meski banyak
alternatif kulit binatang dipasaran untuk dijadikan bahan baku produk, kulit
kambing dan domba masih menduduki peringkat permintaan tertinggi. Kualitas
prima menjadi alasan utama kulit itu diminati. Tak hanya pasar dalam negeri,
permintaan dari luar negeri terus berdatangan. Bahkan, dari negara-negara di
Eropa dan Amerika (Anonim, 2012).
Kulit domba dan kambing memang terkenal akan kualitasnya yang
prima jika digunakan sebagai bahan baku produk. Selain itu, kulit domba dan
kambing memiliki tingkat kelembutan yang tinggi. Sehingga, kulit ini menjadi
pilihan bahan baku produk yang paling digemari para konsumen.
Dan terdapat perbedaan dari masing-masing jenis kulit tersebut, seperti ( Anonim, 2012) :
Dan terdapat perbedaan dari masing-masing jenis kulit tersebut, seperti ( Anonim, 2012) :
1. Kulit
Sapi banyak dikonsumsi masyarakat luas, kulitnya banyak dibutuhkan dalam
industri kerajinan, karena kepadatan kulitnya yang memberikan kekuatan,
ukurannya lebih lebar, tebal dan hasilnya lebih mengkilat. Bahkan bagian dalam
kulit hasil split dapat diperdagangkan secara terpisah,misalnya untuk pakaian
dalam yang tipis tetapi cukup kuat.
2. Kulit
kerbau tidak jauh beda dengan kulit sapi, baik dari ukuran, kekuatan, dan
keuletannya. Hanya saja kulit kerbau lebih tebal sedikit dibanding kulit sapi.
3. Kulit
Kambing banyak terdapat di Indonesia dan digunakan sebagai bahan baku pembuatan
barang kerajinan. Ukurannya tidak terlalu lebar, sekitar 28 x 28 cm dengan
hasil samakan mengkilap dan ada pula yang berwarna. Kualitasnya berbeda-beda
berdasarkan jenis kulit hasil pengolahannya.
4. Kulit Domba, Selain ukurannya yang agak kecil
dan bentuknya memanjang, kulit domba tidak banyak berbeda dengan kulit kambing.
Lalu bagaimana apakah anda tertarik untuk terjun ke bisnis kulit mentah seperti kulit kambing, domba atau sapi? Tetapi niat dan ketekunan tentu sangat dibutuhkan dalam menjalani bisnis ini, karena pasalnya seperti bisnis-bisnis lain, aroma persaingan sangat kental dalam bisnis ini. Tetapi untung yang ditawarkan sangatlah sebanding dengan persaingan yg kita hadapi.
Lalu bagaimana apakah anda tertarik untuk terjun ke bisnis kulit mentah seperti kulit kambing, domba atau sapi? Tetapi niat dan ketekunan tentu sangat dibutuhkan dalam menjalani bisnis ini, karena pasalnya seperti bisnis-bisnis lain, aroma persaingan sangat kental dalam bisnis ini. Tetapi untung yang ditawarkan sangatlah sebanding dengan persaingan yg kita hadapi.
Kulit
kambing banyak terdapat di Indonesia dan digunakan sebagai bahan baku pembuatan
barang kerajinan. Karena tidak asing bagi masyarakat luas dan mudah dicari
hasil samakanya di toko-toko, harganya pun menjadi agak murah. Ukurannya tidak
terlalu lebar, sekitar 28 x 28 cm dengan hasil samakan mengkilap dan ada pula
yang berwarna. Kualitasnya berbeda-beda berdasarkan jenis kulit hasil
pengolahannya. Kulit ini disukai para pengusaha (kerajinan) kulit sebab mudah
dalam penggarapannya (Isparmo, 2012).
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu Dan Tempat
Praktikum Teknologi
Pengolahan Hasil Ternak mengenai Penyamakan Kulit dilaksanakan Pada Hari Selasa-Kamis,
16-18 April 2013 Pukul 14.00-selesai secara bertahap dengan jadwal jam yang
berbeda-beda, Bertempat di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak, Fakultas
Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar.
B. Alat Dan Bahan
Alat
yang di gunakan dalam praktikum teknologi pengolahan hasil ternak mengenai Penyamakan
Kulit yaitu, pisau, Ember, pengaduk kayu, timbangan, gelas ukur, gelas biasa,
stopwatch, pipet tetes, papan jemur.
Bahan
yang di gunakan dalam praktikum pengolahan hasil ternak mengenai Penyamakan
Kulit adalah kulit kambing mentah, air, garam, asam cuka, asam asetat, tannin,
Na2CO3.
C. Prosedur Kerja
Prosedur
kerja penyamakan kulit dari kulit kambing adalah menyiapkan alat dan bahan yang
diperlukan, kemudian mencuci kulit kambing segar dengan air, karena jenis
penyamakan yang dilakukan penyamakan poor maka bulu pada kulit akan tetap
dipertahankan. Selanjutnya mengeluarkan lemak yang ada pada kulit, selanjutnya
kulit yang sudah dibersihkan lemaknya dicuci kembali kemudian menimbangnya
untuk mengetahui berat kulit, kegunaan penimbangan ini bertujuan sebagai bahan
penghitung terhadap bahan-bahan kimia yang akan ditanbahkan. Pertama
menambahkan campuran air dan garam kedalam ember yang berisi kulit dan
mengaduknya dengan cara memutar selama 10 menit, setelah itu dilanjutkan dengan
menambahkan campuran air dan asam cuka dan diaduk selama 30 menit, setelah itu
megaduk selama 15 menit dan tiap 5 menitnya ditambahkan asam asetat yang sudah
ditakar sebelumnya, kemudian kulit digantung selama semalam. Proses selanjutnya
adalah mengaduk kulit kembali selama 2 jam dengan menambahkan cairan tannin
yang sudah ditakar. Selanjutnya menambahkan Na2CO3 yang
telah dilarutkan dengan air dan sudah ditakar dan dilakukan secara bertahap
selama 15 menit. Setelah itu dilakukan pemeraman atau aging selama 1 malam dan
keesokan harinya dijemur dilnjutkan dengan penilaian dan penghitungan randemen.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Penilaian Organoleptik
Berdasarkan
hasil uji organoleptik terhadap kulit samak kambing yang telah dibuat maka
diperoleh hasil sebgai berikut
Tabel 1. Hasil
Uji Organoleptik Penyamakan Kulit Kambing
No
|
Panelis
|
Parameter
|
|||
Kepadatan bulu
|
Kerontokan
|
Penampilan poor
|
Kelemasan
|
||
1
|
Faisal
|
5
|
4
|
3
|
2
|
2
|
Tirta
|
5
|
4
|
2
|
2
|
3
|
Anti
|
5
|
4
|
2
|
1
|
4
|
Masyita
|
4
|
5
|
3
|
2
|
5
|
tuti
|
4
|
4
|
1
|
1
|
Sumber: Data Hasil Praktikum Penyamakan Kulit Kambing, 2013
keterangan:
kepadatan bulu: 1. Kurang padat kerontokan: 1. Kurang kuat
2. Agak padat
2. Agak kuat
3. Cukup padat
3. Cukup kuat
4. Padat 4. Kuat
5. Sangat padat
5. Sangat kuat
Penampilan poor: 1. Tidak menarik Kelemasan: 1. Tidak
menarik
2.
Kurang menarik 2. Kurang menarik
3.
Cukup menarik 3. Cukup menarik
4. Menarik 4. Menarik
5.
Sangat menarik 5. Sangat menarik
Berdasarkan tabel diatas megenai penyamakan kulit, maka diperoleh hasil
bahwa kepadatan didapatkan hasil sangat padat, kerontokan didapatkan hasil
kuat, penampilan poor kurang menarik, dan kelemasan didapatkan hasil kurang
menarik. Berdasarkan hasil penilaian tersebut maka dapat dijelaskan bahwa
kualitas kulit samak yang dihasilkan kurang baik dan kurang diminati, hal
tersebut tidak sesuai dengan pendapat Anonim (2012) yang menyatakan Kulit
domba dan kambing memang terkenal akan kualitasnya yang prima jika digunakan
sebagai bahan baku produk. Selain itu, kulit domba dan kambing memiliki tingkat
kelembutan yang tinggi. Sehingga, kulit ini menjadi pilihan bahan baku produk
yang paling digemari para konsumen.
Hal
tersebut tidak sesuai dengan pendapat Isparno
(2012), yang menyatakan walaupun proses pengolahan atau
pengawetan kulit telah dilakukan dengan hati-hati dan menurut ketentuan yang
benar, namun ternyata hasilnya tidak selalu seperti yang diharapkan.
Kemungkinan setelah kering, kulit menjadi tidak sama kualitasnya. Dalam
perdagangan, kulit dapat dikelompokkan/ dikelaskan berdasarkan kualitas dan
beratnya.
B. RANDEMEN
Nilai randemen adalah nilai yang diperoleh dari pengurangan berat awal dengan berat
akhir dibagi dengan berat awal dikali 100 %. Sehingga diperoleh hasil nilai
randemen dari kulit kambing yang disamak adalah
60, 98 %.
PENUTUP
A.Kesimpulan
Berdasarkan
praktikum teknologi pengolahan hasil ternak yang telah dilakukan mengenai
penyamakan kulit kambing maka dapat disimpulkan bahwa kepadatan kulit sangat padat, kerontokan bulu kuat, penampilan poor
kurang menarik, dan kelemasan kulit kurang menarik. Nilai randemen dari kulit
kambing yang disamak adalah 60, 98 %
B.Saran
Sebaiknya
dalam menggunakan atau mencampurkan bahan-bahan tambahan atau bahan kimia harus
sesuai dengan proporsi yang sebaik-baiknya sehingga hasil yang didapatkan bisa
sesuai dengan harapan dan tujuan yang ingin dicapai.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2009. Menyulap
Kulit Jadi Duit “Penyamakan Kulit”. http:
//bisnisukm. com/ menyulap-kulit-jadi-duit-penyamakan-kulit. html.
Diakses April 2013.
Anonim.
2012. bisnis kulit kambing dikala lebaran
haji. http:
//ekonomi. kompasiana. com/ wirausaha/2012/10/23/bisnis-kulit-kambing-dikala-lebaran-haji-503060.html.
diakses April 2013.
Anonim. 2013. Tinjauan
Pustaka. Institut Pertanian bogor.
Isaparmo. 2012. Jenis-Jenis Bahan Jaket Kulit. http: //www. jaketkulitonline. biz/ 2012_01_01_archive.
html. diakses april 2013.
Ningrum, Endah Murpi. 2013. Kajian Pemanfaatan Lemak Ayam Ras Pedaging Dan Minyak
Kelapa Sebagai Bahan Perminyakan Kulit Samak Kambing. Jurusan Produksi Ternak
Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.
Romadona, Doni. 2012. Industri Penyamakan kulit Sapi.
http:
//dony-romadona. blogspot. com/ 2012/ 11/ industri- penyamakan- kulit- sapi _7053.
html.
Diakses April 2013.
LAMPIRAN
·
Perhitungan uji organoleptik
penyamakan kulit kambing
kepadatan bulu = ((3(5) + 2(4)) /5 = 4,6 = 5
kerontokan = ((4(4) + 1(5)) / 5 = 4,2
=4
penampilan poor = ((2(3)
+ 2 (2) + 1(1)) / 5 = 2,2 = 2
kelemasan = ((3(2) + 2(1))/5 =
1,6 = 2
·
perhitungan
nilai randemen
berat awal – berat akhir


berat awal
· penggunaan
cairan tannin = (23/100) x 246 = 56, 58
· penggunaan
Na2CO3=(1/100) x 246 = 2,46
2 komentar:
keren tulisannya
www.sepatusafetyonline.com
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan solusi Chemical yang tepat kepada Anda,mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.Harga
Terjangkau
Cost saving
Solusi
Penawaran spesial
Hemat biaya Energi dan listrik
Mengurangi mikroba & menghilangkan lumut
Salam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
1.
Coagulan, nutrisi dan bakteri
Flokulan
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Garment wash
Eco Loundry
Paper Chemical
Textile Chemical
Degreaser & Floor Cleaner Plant
2.
Oli industri
Oli Hydrolik (penggunaan untuk segala jenis Hydrolik)
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
3.
Other Chemical
RO Chemical
Hand sanitizer
Disinfectant
Evaporator
Oli Grease
Karung
Synthetic PAO.. GENLUBRIC VG 68 C-PAO
Zinc oxide
Thinner
Macam 2 lem
Alat-alat listrik
Packaging
Pallet
CAT COLD GALVANIZE COMPOUND K 404 CG
Almunium
Post a Comment