Tugas
Individu
Manajemen Ternak Potong
“MANAJEMEN
PEMELIHARAAN SAPI DARA”
AWAL REZKI AWAN
I 111 11 010

FAKULTAS
PETERNAKAN
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sapi
dara adalah sapi betina muda yang telah berumur satu tahun atau lebih dan belum
pernah beranak. Mulai umur 3 bulan pedet sudah dapat dikategorikan sebagi sapi
dara dan sudah dapat dikeluarkan dari kandang untuk melakukan gerakan badan di
tempat yang terlindung. Sapi dara yang tidak diberi kesempatan melakukan gerak
badan akan mengalami pertumbuhan yang terhambat dan kelemahan pada badan dan
bagian kakinya mengingat hewan ini sejak kecil selalu terkurung bahkan terikat
di dalam kandang pedet. Setelah berumur 3 bulan sapi dara sebaiknya ditempatkan
di dalam kandang kelompok yang berjumlah anrtara 3-4 ekor, dengan jenis
kelamin, umur dan berat badan yang seragam.
Pada pemeliharaan sapi dara harus
benar benar dibutuhkan manajemen yang baikdan benar karena pada masa inilah
sapi akan deprsiapkan untuk bunting, karena dengan manajemen yangbaik dan benar
seperti penanganan pakan dan minum yang baik, pemeliharaan yang baik serta
persiapan perkawinan sehinggannantinya dapat mengahsilkan pedet yang
berkualitas baik.
PEMBAHASAN
A.
Manajemen
Pemeliharaan Sapi Dara
Sapi dara dipelihara
agar mencapai berat badan tertentu namun jangan sampai kegemukan. Metode
penggembalaan sapi dara ada tiga,yaitu Diantaranya bersama induk, Tersendiri di
lapangan untuk setiap sepuluh hari, Ditambat dilapangan atau di kandang.
Pemberian Tanda, Penghilangan putting Berlebih, dan Penghilangan Tanduk. Jika
heifers terlalu gemuk, mungkin akan terjadi akumulasi lemak pada saluran
reproduksi mereka sehingga bisa mengakibatkan berkurangnya fertilitas dan dapat
mrnimbulkan distochia. Heifers yang lebih tua dan terlalu gemuk akan lebih
mudah mengalami gangguan metabolisme seperti sapi laktasi pada saat calving.
Heifers yang terlalu kurus juga akan mengalami penurunan fertilitas serta
dikhawatirkan akan menimbukan masalah kesehatan yang lain dibandingkan dengan
heifers yang bobot badannya berukuran ideal dan tumbuh secara baik.
1. Tujuan Pembesaran Sapi Dara
Heifers atau sapi betina merupakan
sapi betina yang merupakan calon induk sudah dewasa kelamin (berumur 6-8 bulan)
sampai beranak pertama kali. Mengingat tujuan utamanya sebagai calon induk maka
perlu sekali diperhatikan kriteria-kriteria sebagai calon induk, antara lain :
a. Berasal dari turunan yang mempunyai
produksi susu yang tinggi
b. Menunjukan pretumbuhan yang baik dan normal
c. Bebas dari cacat tubuh dan penyakit
Pembesaran sapi dara untuk dijadikan
calon induk ditujukan terhadap dua kepentingan, yaitu:
1) Pengganti Induk
Pada suatu usaha sapi sangat sering terjadi
adanya pengeluaran (culling) sapi induk dalam setiap tahunnya yang mencapai
prosentase 25%. Oleh karena itu, jumlah sapi dara yang akan dijadikan seagai
induk pengganti (replacement stock) seharusnya disesuaikan dengan jumlah induk
yang akan di culling dan ditambah dengan jumlah mortalitas yang mungkin terjadi
pada sapi dara tersebut.
2) Pengembangan Usaha
Pengembangan usaha dengan cara menambah
populasi induk dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
a) Membesarkan sapi dara yang berasal dari
turunan sapi sendiri (self replacement).
b) Membeli dari luar (new comer replacement).
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
sapi dara (heifers) :
a. Bangsa sapi
b. Besar
waktu lahir, mempunyai daya lebih besar untuk tumbuh pada waktu dewasa
c. Pertumbuhan pada periode pedet sampai umur
6 bulan
d. Pengaruh pakan
e. Pengaruh kebuntingan pada waktu pertumbuhan
3. Penyiapan Sarana dan Peralatan
Kandang dapat dibuat dalam bentuk
ganda atau tunggal, tergantung dari jumlah sapi yang dimiliki. Pada kandang
tipe tunggal, penempatan sapi dilakukan pada satu baris atau satu jajaran,
sementara kandang yang bertipe ganda penempatannya dilakukan pada dua jajaran
yang saling berhadapan atau saling bertolak belakang. Diantara kedua jajaran
tersebut biasanya dibuat jalur untuk jalan.
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi
untuk menjaga agar ternak nyaman sehingga dapat mencapai produksi yang optimal,
yaitu :
•
Persyaratan secara umum :
a. Ada sumber air atau sumur
b.
Ada gudang makanan atau rumput atau hijauan
c. Jauh dari daerah hunian masyarakat
d. Terdapat lahan untuk bangunan dengan luas
yang memadai dan berventilasi
e. Transportasi mudah
f. Daerah yang tidak rawan bencana serta iklim
yang cocok bagi ternak
g.
Kandang menghadap ke timur, dimungkinkan adanya intensitas sinar matahari
h. Kebersihan kandang terjaga
•
Persyaratan secara khusus :
a. Ukuran
kandang yang dibuat untuk sapi betina dewasa adalah 1,8 x 2 m, dengan tinggi
atas ± 2-2,5 m dari tanah.
b. Ukuran bak pakan : panjang x lebar = bersih
60 x 50 cm
c. Ukuran bak minum : panjang x lebar = bersih
40 x 50 cm
d. Tinggi bak
pakan dan minum bagian dalam 40 cm (tidak melebihi tinggi persendian siku sapi)
dan bagian luar 80 cm
e. Tinggi penghalang kepala sapi 100 cm dari
lantai kandang
f. Lantai
jangan terlalu licin dan terlalu kasar serta dibuat miring (bedakan ± 3 cm).
Lantai kandang harus diusahakan tetap bersih guna mencegah timbulnya berbagai
penyakit. Lantai terbuat dari tanah padat atau semen, dan mudah dibersihkan
dari kotoran sapi. Lantai tanah dialasi dengan jerami kering sebagai alas
kandang yang hangat.
g. Selokan
bagian dalam kandang untuk pembuangan kotoran, air kencing dan air bekas mandi
sapi : Lebar (L) x Dalam selokan (D) = 35 x 15 cm
h. Selokan
bagian luar kandang untuk pembuangan bekas air cucian bak pakan dan minum : L x
D = 10 x 15 cm
i. Tinggi tiang kandang sekurang-kurangnya 200
cm dari lantai kandang
j. Atap
kandang dibuat dari genteng serta luas atap 50 cm lebih luas dari bangunan
sehingga air hujan tidak masuk.
k. Letak
kandang diusahakan lebih rendah dari sumber air dan lebih tinggi dari lokasi
tanaman rumput. Lokasi pemeliharaan dapat dilakukan pada dataran rendah
(100-500 m) hingga dataran tinggi (> 500 m). Temperatur di sekitar kandang
25-40 derajat C (rata-rata 33 derajat C) dan kelembaban 75%.
Seluruh bagian kandang dan peralatan yang
pernah dipakai harus disuci hamakan terlebih dahulu dengan desinfektan, seperti
creolin, lysol, dan bahan-bahan lainnya.
4. Macam Kandang Sapi Dara
:
a. Kandang tunggal, hanya satu baris
b. Kandang ganda, di sebut juga tail to tail
dan saling berhadapan
5. Bahan Kandang
Kerangka kandang dari bambu, kayu, besi,
ataupun beton disesuaikan dengan model dan biaya. Atap yang digunakan bisa dari
bahan alang-alang, ijuk, rumbia, genteng, asbes, seng. Jika memilih untuk
ukuran rendah lebih baik menggunakan seng dengan tiang yang lebih tinggi.
6. Kontruksi dan Peralatan Kandang
a. Tradisional
Bangunan sederhana, atap dari rumbia, genteng
dan lantai dari tanah sedangkan peralatanya berupa tempat makan dan minum dari
ember plastik. Hijauan disebarkan ke lantai bercampur dengan kotoran atau
limbah lain
b. Semi-modern
Atap dari genteng dan dinding dari beton atau
kayu, sanitasi lebih baik. Sedangkan peralatan berupa tempat makan dan minum
yang berasal dari bahan beton terkadang pula menggunakan ember
c. Modern
Biasanya digunakan oleh perusahan-perusahan
besar, lantai dari beton/batu, sanitasi baik. Peralatan yang digunakan serba
canggih dari beton dan besi sementara itu tempat minum serba otomatis.
B.
Manajemen
Pemeberian Pakan Sapi Dara
Pada pemeliharaan intensif, hijauan
dan makanan penguat, seperti jagung giling, dedak halus, bungkil kelapa, bungkil
kacang tanah, tetes, dll. Rumput dan hijauan diberikan 10% dari BB, sedangkan
makanan penguat 2-3 kg per ekor. Pemberian makanan penguat 1-2 kali sehari dan
hijauan 2-3 kali sehari, air minum adlibitum. Saat kemarau panjang + hijauan
awetan : silase, hay atau jerami, dimana volume makanan penguat harus
ditingkatkan.
Pakan sapi terdiri dari
hijauan sebanyak 60% (Hijauan yang berupa jerami padi, pucuk daun tebu,
lamtoro, rumput gajah, rumput benggala atau rumput raja, daun jagung, daun ubi
dan daun kacang-kacangan) dan konsentrat (40%). Umumnya pakan diberikan dua
kali per hari pada pagi dan sore hari. Pemberian pakan pada sapi dapat
dilakukan dengan tiga cara, yaitu system penggembalaan, system perkandangan
atau intensif dan system kombinasi keduanya. Pakan berupa rumput bagi sapi
dewasa umumnya diberikan sebanyak 10% dari bobot badan (BB) dan pakan tambahan
sebanyak 1-2% dari BB. Sapi yang sedang menyusui (laktasi) memerlukan makanan
tambahan sebesar 25% hijauan dan konsentrat dalam ransumnya
Untuk sapi dara lepas sapih (umur 3 bulan-6
bulan), pemberian pakan starter (calf starter) mulai digantikan dengan formula
pakan konsentrat dengan komposisi pakan protein kasar lebih dari 16 % dan TDN
lebih dari 70 %. Adapun pemberian konsentrat ini dilakukan dengan cara bertahap
dan di batasi maksimum 2 kg/ekor/hari. Sapi dara berumur 6 bulan keatas sudah
mampu mencerna bahan makanan yang serat kasarnya tinggi karena daya cernanya
sudah sempurna. Makanan terdiri dari hijauan rumput 20 kg/hari/ekor yang
mengandung 12 % atau 13 % protein kasar. Apabila dalam pemeliharaanya berada
pada kondisi tropis, makan perlu di tambahkan makanan penguat sebanyak 1-1,5
kg/ekor/hari, dan apabila hijauan jelek makan cukup sekali di beri konsentrat
2-3 kg/ekor/hari.
Sumber karbohidrat berupa dedak halus atau
bekatul, ampas tahu, gaplek, dan bungkil kelapa serta mineral (sebagai penguat)
yang berupa garam dapur, kapur, dll.. Selain makanan, sapi harus diberi air
minum sebanyak 10% dari berat badan perhari.Pemeliharaan utama adalah pemberian
pakan yang cukup dan berkualitas, serta menjaga kebersihan kandang dan
kesehatan ternak yang dipelihara. Pemberian pakan secara intensif
dikombinasikan dengan penggembalaan Di awal musim kemarau, setiap hari sapi
digembalakan. Di musim hujan sapi dikandangkan dan pakan diberikan menurut
jatah. Penggembalaan bertujuan pula untuk memberi kesempatan bergerak pada sapi
guna memperkuat kakinya.
Hal - hal yang perlu diperhatikan apabila
ternak dilepas di padang rumput :
a. Apakah
sapi tersebut sudah terbiasa makan makanan yang mengandung serat kasar
b. Harus
diperhatikan apakah tubuhnya sudah terkenan parasit luar berupa caplak ataupun
tidak dan tubuhnya terkena jamur (Ring Worm)
Pakan yang diberikan kepada sapi dalam keadaan
fresh feed, keunggulan dari pemberian pakan secara fresh feed dari keadaan
pakan yang segar dan aroma yang harum, dapat meningkatkan palatabilitas makan
sapi sehingga kebutuhan untuk mencukupi kebutuhan pokok dan kebutuhan produksi
dapat segera tersedia kembali. Pakan diberikan sesuai kebutuhan nutrisi sapi dalam keadaan fresh feed bertujuan agar
kualitas pakan yang diberikan tetap baik kandungan nutrisinya.
C. Pemberian Air Minum
Air merupakan zat yang penting bagi
kehidupan, dan diperlukan oleh setiap makluk hidup. Dalam sebuah usaha
peternakan, air merupakan unsur yang penting, salah satunya digunakan sebagai
air minum untuk ternak. Sapi sebaiknya
diberikan air minum yang bersih dan segar, dan air minum disediakan ad libitum.
Pengisian air dilakukan secara manual oleh petugas kandang. pemberian air
bersih yang segar harus tersedia secepat mungkin pada saat pakan diberikan,
konsumsi dari bahan kering ditingkatkan oleh konsumsi air yang diberikan.
Pemberian air minum untuk sapi dewasa disediakan dump tank system di dalam kandang,
dilengkapi dengan pelampung sistem yang berfungsi menjaga air dalam dump tank
agar selalu dalam keadaan penuh.
D. Reproduksi dan Managemen Perawatan Sapi
Dara
Perkawinan adalah suatu usaha untuk memasukan
sperma ke dalam alat kelamin betina. Perkawinan pertama seekor sapi dara
tergantung pada 2 faktor utama yaitu umur dan berat badan. Apabila perkawinan
sapi dara terlalu cepat dengan kondisi tubuh yang terlalu kecil, maka akibat
yang terjadi adalah :
a. Kesulitan
melahirkan
b. Keadaan
tubuhnya yang tetap kecil nantinya setelah menjadi induk sehingga dapat
berakibat kemandulan dan rendahnya produksi susu
Sapi dara sudah siap dikawinkan
setelah mencapai umur 15 - 18 bulan dengan berat rata-rata 300 kg, Hal tersebut
disebabkan karena sapi yang bersangkutan telah mendapatkan pakan yang cukup dan
mencapai berat badan yang di kehendaki serta agar pada kisaran umur 28-30 bulan
dapat beranak.
E.
Sistem Perkawinan Sapi Dara
Sistem perkawinan merupakan sebuah gambaran
dari beberapa metode perkawinan untuk program pengembakbiakan sapi. Masa berahi
seekor sapi cukup singkat, maka perlu pengamatan secara teliti terhadap tanda -
tanda berahi seekor ternak agar program perkawinan dapat berjalan sesuai
rencana. Sistem perkawinan ternak dapat dilakukan dengan dua cara:
1. Perkawinan Alami
Perkawinan alami dilakukan oleh
seekor pejantan yang langsung memancarkan sperma kedalam alat reproduksi betina
dengan cara kopulasi. Terlebih dahulu pejantan mendeteksi kondisi berahi betina
dengan menjilati atau membau di sekitar organ reproduksi betina bagian luar
setelah itu pejantan melakukan penetrasi.
2. Perkawinan Buatan
Perkawinan buatan sering dikenal dengan
Inseminasi Buatan (IB) atau Artificial Insemination (AI) yaitu dengan cara
memasukkan sperma kedalam saluran reproduksi betina dengan menggunakan
peralatan khusus. Melalui inseminasi buatan (IB), sapi tersebut menunjukkan
gejala-gejala berahi dan mencocokkan data yang ada dalam satu siklus.
PENUTUP
Kesimpulan
Sapi
perah betina atau heifers merupakan sapi betina yang merupakan calon induk
sudah dewasa kelamin (berumur 6-8 bulan) sampai beranak pertama kali. Jadi pada
pemeliharaan sapi dara ini harus benar benar intensif karena pada masa inilah
sapi akan dipersiapkan untuk bunting sehingga nantinya dapat mengahsilkan pedet
yang berkualitas baik.
DAFTAR PUSTAKA
Firman. 2011. Pemeliharaan sapi dara. http://adifirman.wordpress.com
/2011/ 04/27/pemeliharaan-sapi-dara/ (diakses pada
20 November. 2013)
Ismail. 2011. Manajemen sapi dara. http://rismanismail2. wordpress.com /201
1/10/16/manajemen-pemberian-pakan-sapi-sapi-dara/ (diakses pada 20 November.
2013)
Mujaidin. 2012. Perawatan sapi dara .http://laporankuahmadmujahidin6133 .blogspot.com/2012/06/perawatan-sapi-dara-heifer.html
(diakses pada 20 November. 2013)
0 komentar:
Post a Comment