Sunday, December 2, 2012

PEDEGREE SELECTION (METODE PEDEGREE)

Standard

Metode Pedigree
      Metode ini disebut pedigree karena pencatatan dilakukan setiap anggota populasi bersegregasi dari hasil persilangan. Silsilah (pedigree) diperlukan untuk menyatakan bahwa dua galur tersebut serupa dengan cara mengkaitkan terhadap individu tanaman generasi sebelumnya.
      Prosedur pedigree dimulai dari persilangan sepasang tetua homozigot yang berbeda dan diperoleh generasi F1 yang seragam. Dengan penyerbukan sendiri diperoleh generasi F2 yang bersegregasi. Mulai generasi inilah seleksi dimulai kemudian dilanjutkan kepada generasi- generasi berikutnya.
      Biji F1 dihasilkan dari persilangan dua tetua dengan tangan melalui emaskulasi. Jumlah tanaman F1 ditentukan oleh kemampuan untuk dapat menangani populasi generasi-generasi berikutnya dan disarankan jangan terlalu banyak. Tanamn F1 sejumlah 6 atau 8 dapat menghasilkan 1000 biji. Biasanya pada generasi F2 ditumbuhkan hanya 500 tanaman dan diseleksi hanya 10% atau 50 tanaman untuk generasi F3. Pada padi dapat berjumlah 6000 tanaman F2 karena banyak gen yang mempengaruhi produksi dan kualitas yang sering menjadi tujuan pemuliaan.
Biji F2 akan mempunyai embrio yang berbeda susunan genetiknya. Meiosis pada tanaman F1 cenderung terjadinya segregasi, misalnya menjadi AA Aa aa. Tanaman F2 biasanya ditanam dengan jarak tanam lebar dengan maksud untuk mempermudah pengamatan atau pemuliaan setiap tanaman. Seleksi dilakukan dengan hanya meninggalkan tanaman yang dinilai terbaik, dengan alasan agar tidak terlalu banyak ditangan ipada generasi berikutnya.

Perbandingan seleksi biasanya 10:1 untuk F2 ke F3 dapat pula lebih tinggi yakni 100:1, artinya dari 5000 tanaman ditinggalkan 50 tanaman atau galur pada F3. Perbandingan lebih tinggi apabila persilangan dilakukan pada tetua yang banyk berbeda sifatnya, sehingga galur segregasi mempunyai keragaman tinggi. Pencatatan individu tanaman dimulai pada generasi F2.
Pada penyeleksian tanaman F2 perlu diperhatikan pengaruh heterosigositasnya. Karena galur heterosigot dapat menampakkan sifat lebih menonjol. Apabila yang dipilih tanaman ini tidak mempunyai arti, karena tujuan seleksi ingin mendapatkan tanaman homosigot.  Jadi sedapat mungkin dihindari peilihan galur heterosigot dan hanya diarahkan galur yang cenderung homosigot.
            Generasi F3 merupakan generasi penting. Pada generasi ini dapat diketahui terjadinya segregasi apabila tanaman F2 yang dipilih ternyata heterosigot. Untuk mengetahui adanya segregasi diperlukan sejumlah tanaman agar terlihat keragamannya, biasanya ditanam lebih 30 tanaman setiap baris. Seleksi tetap dilakukan secara individu, tetapi dimungkinkan dalam satu barisan tidak dipilih sama sekali. Tanaman yang dipilih adalah tanaman terbaik pada barisan yang tanamannya lebih seragam.
SELEKSI PEDIGREE
Metode seleksi pedigree, melihat dan mencatat penampilan produktivitas keturunan ternak yang telah lalu. Setiap individu yang ber penampilan ekonomi bagusl dan berasal dari induk/tetua yang berpenampilan ekonomi  bagus juga , lebih unggul di bandingkanindividu yang berpenampilan bagus pula, tapi berasal dari induk/tetua berpenampilan ekonomi yang jelek. Tapi harus di perhatikan juga, induk/tetua berkarakter ekonomi bagus, tidak akan selalu, keturunannya pasti karakter ekonominya bagus seperti induknya : keturunanya itu dapat berkarakter lebih bagus atau bisa pula lebih jelek.
Hal tersebut di atas harus benar-benar di perhatikan oleh peternak pembibit/Breeder. Dalam melakukan seleksi berdasar penampilan dari induk/tetua yang dimilikinya. Agar hal itu dapat terlaksana seefisien mungkin, maka Breeder harus punya Recording yang lengkap, teratus dan kontinyu dari induk/tetua yang di hasilkannya.
Seleksi pedigree memerlukan waktu yang lama, peralatan yang komplit dan urutan prosedur pemuliabiakan yang terprogram teratur dan terarah. Ini memerlukan investasi modal yang mahal, makanya jangan terlalu banyak protes bila DOC/DOD yang di hasilkan Breeder yang bertanggungjawab dijual dengan harga yang agak mahal.
http://bumiternak-betha.blogspot.com/2012/05/sistem-seleksi-ayam-dan-bebek-tetua.html