Saturday, September 14, 2013

PENYAKIT TETELO (NEWCASTLE DISEASE )

Standard
hah??? penyakit Tetelo?? apaan tuhh?? kok namanya Tetelo, kenapa bukan tetegue atau tetetante atau tetemantan sekalian? kenapa Rhoma?? jadi begini anak Kuda, penyakit tetelo ini bukan penyakit yang selalu mau ngemut tete'. tapi ini adalah salah satu penyakit pada unggas. langsung aja deh, cekidot;
·         Latar Belakang
Penyakit tetelo merupkan salah satu penyakit pada unggas yang ditemukan pertamakali oleh Kraneveld di Indonesia pada tahun 1926, karena menyerupai pes ayam maka disebutnya Pseudovogelpest. Doyle pada tahun 1927 memberi nama Newcastle Disease hal ini berasal dari nama suatu daerah di Inggris “ Newcastle on Tyne “ yang terjangkit penyakit serupa.
Tujuh puluh lima persen dari 100 juta populasi ayam di Indonesia masih dipelihara secara ekstensif. Hal ini sangat menyulitkan pelaksanaan pengendalian dan pemberantasan penyakit sehingga mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit diderita oleh peternak di Indonesia. Sedangkan 25% ternak ayam lainnya yang sengaja diternakkan baik oleh perusahaan atau sebagai usaha sambilan di pekarangan rumah (back-yard farming) umumnya terhindar dari penyakit karena peternaknya mempunyai cukup pengetahuan mengenai cara pemeliharaan ternak dan pengendalian penyakit ternak.
Adapun Kerugian yang ditimbulkan penyakit tetelo adalah berupa kematian yang tinggi, penurunan produksi telur serta daya tetasnya dan menghambat pertumbuhan.



·         Rumusan Masalah
v  Bagaimana sejarah dan pengertian penyakit Tetelo?
v  Apa Penyebab Penyebaran Penyakit Tetelo (Newcastle Disease )
v  Bagaimana penanggulangan Penyakit Tetelo (Newcastle Disease )




BAB 2
TIPUS (balao)


·         Sejarah dan Pengertian  Penyakit tetelo (Newcastle Disease )
Penyakit tetelo ditemukan pertamakali oleh Kraneveld di Indonesia pada tahun 1926, karena menyerupai pes ayam maka disebutnya Pseudovogelpest. Doyle pada tahun 1927 memberi nama Newcastle Disease hal ini berasal dari nama suatu daerah di Inggris “ Newcastle on Tyne “ yang terjangkit penyakit serupa (Balai Penyuluhan Pertanian, 2010).
Penyakit tetelo atau juga sering disebut penyakit samper ayam atau juga pes cekak merupakan penyakit pada ayam yang terjadi karena suatu infeksi viral yang mengakibatkan gangguan pada saraf pernafasan. penyakit ini biasanya terjadi disebabkan oleh virus paramyxo. Penyakit tetelo ini sering ditakuti oleh para peternak ayam karena penyakit ini bisa menular dalam jangka waktu yang singkat, biasanya dalam kurun waktu 3 sampai 4 hari penyakit ini akan menular ke seluruh ternak, penularan ini bisa terjadi melalui udara, peralatan, baju, sepatu, dan burung liar yang ada disekitar (anonim, 2011).
           
Penyakit tetelo menyerang unggas dan burung. Ayam ras, ayam kampung baik piaraan maupun yang liar sangat rentan, yang muda lebih rentan daripada yang dewasa dan mengakibatkan mortalitas (kematian) tinggi, sedangkan jenis kelamin tidak mempengaruhi kerentanan ini(Balai Penyuluhan Pertanian, 2010).
Kalkun menderita tetelo tidak sehebat pada ayam, biasanya hanya menimbulkan gejala gangguan pernafasan ringan. Itik, angsa dan entok jarang menunjukkan gejala klinis sakit, tetapi itik dewasa umumnya telah mengandung zat kebal dalam darahnya. Burung sebangsa betet kerentanannya sama seperti ayam(Balai Penyuluhan Pertanian, 2010).
            ND merupakan masalah besar dan momok bagi dunia peternakan, karena penyakit ini dapat menimbulkan angka kematian yang sangat tinggi (mencapai 100%) dan waktu penyebarannya yang sangat cepat, baik pada ayam ras, ayam buras maupun jenis unggas lainnya. Menurut para ahli, penyakit ini dapat menular pada manusia dengan gejala klinis conjunctivitis (radang konjunctiva mata) walaupun kasusnya sangat jarang dijumpai. Sedangkan pada unggas dan burung liar lainnya dengan gejala klinis berupa gejala syaraf, gejala pernafasan dan gejala pencernaan (Papaji, 2011).
·         Penyebab dan Penyebaran Penyakit Tetelo (Newcastle Disease )
Penyakit ND disebabkanoleh virus dari famili Paramyxoviridae dengan genus Pneumovirus atau Paramyxovirus, dimana virus ini dapat menghemaglutinasi darah. Penyakit ini pertama kali ditemukan oleh Doyle pada tahun 1926 didaerah Newcastle Inggris dan pada tahun yang sama Kraneveld menemukan virus penyakit ini di Bogor. Kejadian penyakit ini ditemukan di seluruh dunia, dimana menyerang seluruh jenis unggas termasuk burung liar. Virus penyakit ini dapat ditemukan pada organ-organ seperti alat pernafasan, syaraf dan pencernaan (Papaji, 2011).
Penularan penyakit tetelo dari satu hewan ke hewan lainnya melalui kontak, dengan hewan sakit, skeresi, ekskresi dari hewan sakit serta juga bangkai penderita tetelo. Jalan penularan melalui alat pencernaan dan pernafasan, virus yang tercampur lendir atau virus yang ada dalam feses dan urine tahan dua bulan bahkan dalam keadaan kering tahan lebih lama lagi. Demikian pula virus yang mencemari litter (jejabah) dan lain-lain perlengkapan kandang. Hal ini merupakan sumber penularan yang penting (Balai Penyuluhan Pertanian, 2010).
Wabah tetelo umumnya terjadi karena perubahan dari induk semangnya sendiri, seperti kenaikan jumlah populasi yang tidak kebal, peruban iklim yang menyebabkan stress seperti perubahan musim kemarau kemusim hujan atau sebaliknya dan makanan kurang baik atau keadaan lingkungan yang memungkinkan penularan itu terjadi spserti sanitasi dan tatalaksana yang kurang baik(Balai Penyuluhan Pertanian, 2010).
Penularan dari satu tempat ketempat lain terjadi melalui alat transportasi, pekerja kandang, burung dan hewan lain, debu kandang, angin, serangga, makanan dan karung makanan yang tercemar. Dapat pula melalui transportasi dari karkas ayam yang tertular tetelo dan ayam dalam masa inkubasi. Wabah tetelo ditandai dengan mortalitas dan morbiditas tinggi. Kematian oleh strainvelogenik type Asia paling tinggi 80-100%, strain velogenik type Amerika 60-80%, strain mesogenikbiasanya tidak melebihi 10% dan tiu terbatas pada ayam-ayam yang muda. Strain lentogenikakhir-akhir ini dilaporkan banyak ditemui dialam bebas, menyebabkan infeksi yangasymptomatis (Balai Penyuluhan Pertanian, 2010).
Penyebaran penyakit ini biasanya melalui kontak langsung dengan ayam yang sakit dan kotorannya, melalui ransum, air minum, kandang, tempat ransum/minum, peralatan lainnya yang tercemar oleh kuman penyakit, melalui pengunjung, serangga, burung liar dan angin/udara (dapat mencapai radius 5 km). Virus ND ditemukan dalam jumlah tinggi selama masa inkubasi sampai masa kesembuhan. Virus ini terdapat pada udara yang keluar dari pernafasan ayam, kotoran, telur-telur yang diproduksi selama gejala klinis dan dalam karkas selama infeksi akut sampai kematian (Papaji, 2011).
·         Penanggulangan Penyakit Tetelo (Newcastle Disease )
Berhubung penyakit ND disebabkan oleh virus maka sampai saat ini belum ada satu jenis obat yang efektif dapat menyembuhkan penyakit ini. Penanggulangan penyakit ND hanya dapat dilakukan dengan dengan tindakan pencegahan (preventif) melalui program vaksinasi yang baik. Ada dua jenis vaksin yang dapat diberikan yaitu vaksin aktif dan vaksin inaktif. Vaksin aktif berupa vaksin hidup yang telah dilemahkan, diantaranya yang banyak digunakan adalah strain Lentogenic terutama vaksin Hitchner B-1 dan Lasota. Vaksin aktif ini dapat menimbulkan kekebalan dalam kurun waktu yang lama sehingga penggunaan vaksin aktif lebih dianjurkan dibanding vaksin inaktif. Program vaksinasi harus dilakukan dengan seksama dan diperhatikan masa kekebalan yang ditimbulkan. Vaksinasi pertama sebaiknya diberikan pada hari ke-empat umur ayam. Vaksinasi lanjutan pada umur empat minggu, dan selanjutnya tiap empat bulan sesuai kebutuhan (Papaji, 2011).
Pemberian vaksin dapat dilakukan dengan (Papaji, 2011):
- cara semprot, 
- tetes (mata, hidung, mulut), 
- campur air minum 
- suntikan. (Dosis dan cara pemakaian masing2 silakan dilihat pada leaflet yg ada   dalam vaksin).
Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam melaksanakan vaksinasi diantaranya (Papaji, 2011):
· Vaksinasi hanya dilakukan pada ternak yang benar-benar sehat
· Vaksin segera diberikan setelah dilarutkan
· Hindari vaksin dari sinar matahari langsung
· Hindari hal-hal yang dapat menimbulkan stress berat pada ternak
· Cuci tangan dengan detergen sebelum dan sesudah melakukan vaksinasi
Pencegahan dititikberatkan pada sanitasi dan tatalaksana. Untuk tercapainya usaha-usaha tersebut diatas perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut (Balai Penyuluhan Pertanian, 2010).
1.      Sebelum kandang dipakai harus dibersihkan dan ditabur dengan kapur yang dibubuhi NaOH 2% dengan formalin 1-2% : KmnO1:5000 atau fumigasi. Bila memakai litter harus diusahakan agar tetap kering. Kandang-kandang harus tetap dijaga kebersihannya dan ventilasinya diatur sedemikian rupa secara terus-menerus serta diusahakan bebas dari hewan-hewan yang dapat memindahkan virus tetelo. Selain itu kandang hendaknya harus pula kena sinar matahari.
2.      Untuk peternakan ayam pedaging, tempat pembersihan karkas harus terpisah dari kandang. Sisa pemotongan harus dibakar atau ditanam sedalam 2 m atau disalurkan kedalam sumur penampung kotoran.
3.      Anak-anak ayam harus berasal dari peternakan yang bebas penyakit tetegue.
4.      Penggunaan karung makanan bekas harus dihindari.
5.      Dipintu masuk disediakan tempat-tempat untuk penghapushamaan untuk orang maupun alat angkutan.
6.      Selain itu harus pula diperhatikan mutu dan jumlah makanan.
Ketentuan-ketentuan tersebut diatas tidak dapat diterapkan secara menyeluruh di tanah air kita, terlebih pada pemeliharaan ayam secara tradisional. Oleh karena itu pengebalan dengan vaksinasi adalah cara yang terbaik untuk mencegah penyakit tetelo.
7.      Pengebalan hewan yang peka :
Anak ayam berumur 1-7 hari divaksinasi dengan salah satu vaksin strain lentogenikmelalui air minum, penetesan selaput lendir (hidung, mata dan mulut) atau dengan penyemprotan. Vaksinasi dengan cara parenteral kurang efektif karena adanya ”immunitas induk” (maternal immunity). Ayam muda dan ayam dewasa dari bangsa petelur atau ayam kampung diberi vaksinasi ulangan pada umur 1 bulan, 2-3 bulan dan 4-5 bulan serta selanjutnya setiap 6 bulan dengan vaksin lentogenik atau mesogenik.Sedangkan untuk ayam pedaging cukup diulangi pada umur 1  bulan dengan vaksin lentogenik. Untuk risalah dan macam-macam vaksin tetelo dapat dilihat pada lampiran 1.



BAB 3
PENUTUP

·         Kesimpulan
Penyakit tetelo atau juga sering disebut penyakit samper ayam atau juga pes cekak merupakan penyakit pada ayam yang terjadi karena suatu infeksi viral yang mengakibatkan gangguan pada saraf pernafasan. penyakit ini biasanya terjadi disebabkan oleh virus paramyxo. Penyakit ND disebabkanoleh virus dari famili Paramyxoviridae dengan genus Pneumovirus atau Paramyxovirus, dimana virus ini dapat menghemaglutinasi darah.



DAPUS(tempat memasak)

Anonim. 2011. Newcastle Disease. http://ciriayam.blogspot.com (diakses pada 09 september 2013)

Balai Penyuluhan Pertanian Kembang Kuning. 2011. Penyakit Tetelo. Bogor
Papaji. 2011. Penyakit Tetelo Newcastle Disease. http://papaji.forumotion.com/t4882-penyakit-tetelo-newcastle-desease (diakses pada 09 september 2013)




1 komentar:

Akhbar Sanusi said...

Dengan banyaknya yang menyukai burung lovebird, harga jual burung ini pun sangat tinggi dan meningkat, seiring dengan berjalannya waktu. Sehingga wajar, bila para peternak burung berlomba-lomba membudidayakan burung lovebird agar meraup banyak keuntungan. Namun hal yang banyak terjadi, dalam proses budidaya/beternak burung lovebird, Kita sering mengalami kegagalan untuk mengawinkan keduanya (jantan dan betina). Alasannya cukup simpel, tidak sedikit burung. Masih berkaitan Jika menggunakan cabai bubuk korea warnanya akan jauh lebih merah dan jika menggunakan cabai lokal warnanya tidak secerah cabai korea tapi rasanya lebih mantap.
Cara Mengobati Penyakit Orf Pada Kambing Cara mengobati penyakit tetelo pada ayam Ufa Bunga SMartphone