Oogenesis adalah proses
terbentuknya sel telur di dalam indung telur (ovarium). Seperti halnya dengan
spermatozoa, sel telur berasal dari primordial diploid (2n) yaitu mempunyai 23
pasang kromosom. Oogenium akan tumbuh menjadi oosit primer, oosit primer akan
membelah secara meiosis menjadi dua sel yang tidak sama ukurannya.
Sel yang berukuran
normal (besar) disebut oosit sekunder, sedangkan yang berukuran lebih kecil
karena kekurangan plasma sel disebut badan kutup primer atau polosit primer.
Pembelahan dari oosit primer menjadi oosit sekunder dan polosit primer disebut
dengan meiosis I. Selanjutnya, oosit sekunder membelah diri pada meiosis II,
menghasilkan ootid dan polosit (badan kutup sekunder). Ootid selanjutnya akan
tumbuh menjadi ovum atau sel telur. Dengan demikian, setiap satu oogonium akan
menghasilkan sebuah ootid yang tumbuh menjadi ovum dan tiga buah badan kutup
sekunder (polosit).
Pada proses oogenesis,
pembelahan yang terjadi adalah pembelahan sel secara meiosis, yaitu pembelahan
sel kelamin (gonad) betina secara reduksi dimana sel induk diploid (2n)
menghasilkan 4 sel induk anakan haploid (n). Pembelahan secara miosis akan
menghasilkan gamet yang secara genetik tidak identik (hanya setengah dari
induknya), sehingga menyebabkan adanya variasi genetik. Terjadi 2 kali
pembelahan meiosis pada proses Oogenesis tanpa diselingi interfase.
Tahap pembelaham
meiosis I dan II pada Oogenesis adalah sebagai berikut:
Miosis
I
- Profase 1
Proses yang terjadi
dapat dibedakan menjadi sub tahap : leptoten (kromatin berubah menjadi
kromosom), zigoten (sentriol bergerak ke kutup yang berlawanan, kromosom
homolog berpasangan), pakiten (kromosom homolog masing-masing membelah sehingga
mempunyai empat lengan), diploten (kromosom homolog agak terpisah), dan
diakinesis (sentriol berada dikutup yang belawanan, terbentuknya benang
gelondong, membran inti dan nukleus lenyap).
- Metafase I
Proses yang terjadi:
kromatin berjejer berpasangan homolog (bukan homoseks yaa) pada bidang equator.
- Anafase I
Proses yang terjadi:
masing-masing kromosom homolog berpisah bergerak ke kutup yang berlawanan.
- Telofase 1
Proses yang terjadi:
membran inti dan nukleus terbentuk kembali, sedangkan benang spindel lenyap.
Embran sel terbentuk sehingga sioplasma terbelah menjadi dua (sitokinesis)
membentuk dua sel anakan yang bersifat setengah dari kromosom induk.
Miosis
2
- Profase II
Proses yang terjadi:
membran inti dan nukleolus lenyap, sentriol bergerak ke kutup yang berlawanan.
Sentromer terikat pada benang-benang gelondong.
- Metafase II
Proses yang terjadi:
kromatin berjejer di bidang ekuator
- Anafase II
Proses yang terjadi:
isomer membelah, kromatid memisah dan masing-masing bergerak kekutup yang
berlawanan.
- Telofase II
Proses yang terjadi:
membran inti dan nukleolus terbentuk kembali, kromatid berubah menjadi
kromatin. Sitokinesis terjadi sehingga terbentuk empat sel anakan bersifat
haploid (n).
Oogenesis
memiliki 3 tahap yaitu:
1. Proliferasi
Primordial germ cell
berproliferasi membentuk oogonia (tunggal: oogonium) yang jumlahnya di taksir
sekitar 600.000 butir. Oogonia berproliferasi secara mitosis membentuk ± 7 juta
oosit primer ketika embrio berumur 5 bulan, kemudian beratresia waktu lahir
menjadi sekitar 2 juta, waktu anak berumur 7 tahun jumlahnya berkurang lagi
menjadi sekitar 300.000.
2. Meoisis
Oosit primer memasuki
meiosis I ketika embrio umur 6 bulan. Ketika wanita akil balig meiosis I
diselesaikan dan waktu mau berovulasi meiosis II berlangsung. Ketika meiosis I berlangsung,
terbentuk 1 oosit dan 1 polosit primer. Kalau pembuahan berlangsung dan meiosis
II diselesaikan, dari 1 oosit sekunder terbentuk 1 ootid dan 1 polosit
sekunder. Sementara itupolosit primer pun ikut bermeiosis II hingga terbentuk 3
polosit pada akhir pembelahan. Ketiga polosit tetap hadir di luar ootid, sampai
pada cleavage awal mengalami degenerasi dan diserap.
3. Transformasi atau pematangan
Waktu wanita akil balig
folikel tertier mengalami proses transformasi dan pada oosit primernya berlangsung
penyelesaian meiosis I, disusul meiosis II samapi metafase. Berhenti sampai ada
pembuahan. Folikel ini disebut matang atau folikel Graaf, dan waktu ovulasi
oosit sekundernya boleh disebut ovum.
Hormon
- Hormonyang Berperan dalam Proses Oogenesis
Proses pembentukan
oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormone. Pada wanita usia reproduksi
terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis hipothalamus-hipofisis-ovarium.
Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH (gonadotropin releasing hormone) yang
menstimulasi hipofisis mensekresi hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan
LH (luteinizing hormone). FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium
sehingga terjadi sekresi hormon estrogen dan progesteron. LH merangsang korpus luteum untuk menghasilkan hormon
progesteron dan merangsang ovulasi. Pada masa pubertas, progesteron memacu
tumbuhnya sifat kelamin sekunder.FSH merangsang ovulasi dan merangsang folikel
untuk membentuk estrogen, memacu perkembangan folikel. Sertahormon prolaktin
merangsang produksi susu.
Mekanisme umpan balik
positif dan negatif aksis hipothalamus-hipofisis-ovarium yaitu tingginya kadar
FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh hipothalamus. Sedangkan
peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat menstimulasi (positif
feedback, pada fase folikuler) maupun menghambat (inhibitor atau negatif
feedback, pada saat fase luteal) sekresi FSH dan LH di hipofisis atau GnRH di
hipothalamus
DAFTAR PUSTAKA
Anfis
M. 2011. Reproduksi.http://anfis-mariapoppy.
blogspot.com /2011 /01 /reproduksi-3.html Diakses pada: 5 nobember 2013
Annonim.
2009. Proses Oogenesis.http://oogenesis.blogspot.
com/ 2009 /11/praktikum-embriologi-oogenesis.html. Diakses pada: 5 nobember
2013
Yusuf,
M. 2012. Ilmu Reproduksi Ternak,
Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.
0 komentar:
Post a Comment