Saturday, November 16, 2013

OOGENESIS

Standard


Oogenesis adalah proses terbentuknya sel telur di dalam indung telur (ovarium). Seperti halnya dengan spermatozoa, sel telur berasal dari primordial diploid (2n) yaitu mempunyai 23 pasang kromosom. Oogenium akan tumbuh menjadi oosit primer, oosit primer akan membelah secara meiosis menjadi dua sel yang tidak sama ukurannya.
Sel yang berukuran normal (besar) disebut oosit sekunder, sedangkan yang berukuran lebih kecil karena kekurangan plasma sel disebut badan kutup primer atau polosit primer. Pembelahan dari oosit primer menjadi oosit sekunder dan polosit primer disebut dengan meiosis I. Selanjutnya, oosit sekunder membelah diri pada meiosis II, menghasilkan ootid dan polosit (badan kutup sekunder). Ootid selanjutnya akan tumbuh menjadi ovum atau sel telur. Dengan demikian, setiap satu oogonium akan menghasilkan sebuah ootid yang tumbuh menjadi ovum dan tiga buah badan kutup sekunder (polosit).
Pada proses oogenesis, pembelahan yang terjadi adalah pembelahan sel secara meiosis, yaitu pembelahan sel kelamin (gonad) betina secara reduksi dimana sel induk diploid (2n) menghasilkan 4 sel induk anakan haploid (n). Pembelahan secara miosis akan menghasilkan gamet yang secara genetik tidak identik (hanya setengah dari induknya), sehingga menyebabkan adanya variasi genetik. Terjadi 2 kali pembelahan meiosis pada proses Oogenesis tanpa diselingi interfase.
Tahap pembelaham meiosis I dan II pada Oogenesis adalah sebagai berikut:
Miosis I
-          Profase 1
Proses yang terjadi dapat dibedakan menjadi sub tahap : leptoten (kromatin berubah menjadi kromosom), zigoten (sentriol bergerak ke kutup yang berlawanan, kromosom homolog berpasangan), pakiten (kromosom homolog masing-masing membelah sehingga mempunyai empat lengan), diploten (kromosom homolog agak terpisah), dan diakinesis (sentriol berada dikutup yang belawanan, terbentuknya benang gelondong, membran inti dan nukleus lenyap).
-          Metafase I
Proses yang terjadi: kromatin berjejer berpasangan homolog (bukan homoseks yaa) pada bidang equator.
-          Anafase I
Proses yang terjadi: masing-masing kromosom homolog berpisah bergerak ke kutup yang berlawanan.
-          Telofase 1
Proses yang terjadi: membran inti dan nukleus terbentuk kembali, sedangkan benang spindel lenyap. Embran sel terbentuk sehingga sioplasma terbelah menjadi dua (sitokinesis) membentuk dua sel anakan yang bersifat setengah dari kromosom induk.
Miosis 2
-          Profase II
Proses yang terjadi: membran inti dan nukleolus lenyap, sentriol bergerak ke kutup yang berlawanan. Sentromer terikat pada benang-benang gelondong.
-          Metafase II
Proses yang terjadi: kromatin berjejer di bidang ekuator
-          Anafase II
Proses yang terjadi: isomer membelah, kromatid memisah dan masing-masing bergerak kekutup yang berlawanan.
-          Telofase II
Proses yang terjadi: membran inti dan nukleolus terbentuk kembali, kromatid berubah menjadi kromatin. Sitokinesis terjadi sehingga terbentuk empat sel anakan bersifat haploid (n).
Oogenesis memiliki 3 tahap yaitu:
1. Proliferasi
Primordial germ cell berproliferasi membentuk oogonia (tunggal: oogonium) yang jumlahnya di taksir sekitar 600.000 butir. Oogonia berproliferasi secara mitosis membentuk ± 7 juta oosit primer ketika embrio berumur 5 bulan, kemudian beratresia waktu lahir menjadi sekitar 2 juta, waktu anak berumur 7 tahun jumlahnya berkurang lagi menjadi sekitar 300.000.
2. Meoisis
Oosit primer memasuki meiosis I ketika embrio umur 6 bulan. Ketika wanita akil balig meiosis I diselesaikan dan waktu mau berovulasi meiosis II berlangsung. Ketika meiosis I berlangsung, terbentuk 1 oosit dan 1 polosit primer. Kalau pembuahan berlangsung dan meiosis II diselesaikan, dari 1 oosit sekunder terbentuk 1 ootid dan 1 polosit sekunder. Sementara itupolosit primer pun ikut bermeiosis II hingga terbentuk 3 polosit pada akhir pembelahan. Ketiga polosit tetap hadir di luar ootid, sampai pada cleavage awal mengalami degenerasi dan diserap.
3. Transformasi atau pematangan
Waktu wanita akil balig folikel tertier mengalami proses transformasi dan pada oosit primernya berlangsung penyelesaian meiosis I, disusul meiosis II samapi metafase. Berhenti sampai ada pembuahan. Folikel ini disebut matang atau folikel Graaf, dan waktu ovulasi oosit sekundernya boleh disebut ovum.

Hormon - Hormonyang Berperan dalam Proses Oogenesis
Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormone. Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis hipothalamus-hipofisis-ovarium. Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH (gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (luteinizing hormone). FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi sekresi hormon estrogen dan progesteron. LH merangsang  korpus luteum untuk menghasilkan hormon progesteron dan merangsang ovulasi. Pada masa pubertas, progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder.FSH merangsang ovulasi dan merangsang folikel untuk membentuk estrogen, memacu perkembangan folikel. Sertahormon prolaktin merangsang produksi susu.
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus-hipofisis-ovarium yaitu tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh hipothalamus. Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat menstimulasi (positif feedback, pada fase folikuler) maupun menghambat (inhibitor atau negatif feedback, pada saat fase luteal) sekresi FSH dan LH di hipofisis atau GnRH di hipothalamus



DAFTAR PUSTAKA


Anfis M. 2011. Reproduksi.http://anfis-mariapoppy. blogspot.com /2011 /01 /reproduksi-3.html Diakses pada: 5 nobember 2013

Annonim. 2009. Proses Oogenesis.http://oogenesis.blogspot. com/ 2009 /11/praktikum-embriologi-oogenesis.html. Diakses pada: 5 nobember 2013
Yusuf, M. 2012. Ilmu Reproduksi Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.





0 komentar: